Mohon tunggu...
Shabrina Nur Kamilah
Shabrina Nur Kamilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Menulis adalah suatu cara untuk berbicara

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Varian Baru Covid-19 Muncul, Vaksin Booster Tidak Cukup Sekali

19 Desember 2022   15:22 Diperbarui: 19 Desember 2022   15:31 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Covid-19 di Indonesia kembali melonjak hingga sudah menyentuh angka 6.702.132 kasus per 13 Desember 2022 dengan DKI Jakarta sebagai daerah penyumbang kasus tertinggi. Bahkan, angka kematian terus naik hingga berada di atas angka 30 jiwa per harinya. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tambahan kasus aktif Covid-19 pada 13 Desember 2022 ini meningkat hingga 2.117. Jumlah tersebut melonjak sekitar 50% jika dibandingkan yang tercatat pada dua hari sebelumnya, yang berkisar di angka 1.225--1.500 kasus aktif. Untuk wilayah Jawa-Bali, jumlah kasus bertambah 77.310 dalam dua pekan terakhir. Jumlah tersebut setara dengan 88,3% dari total kasus nasional. 

Hal tersebut selanjutnya harus menjadi perhatian lebih sebab peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan munculnya subvarian Omicron XBB di Indonesia. Varian Omicron XBB sendiri merupakan gabungan dari subvarian Omicron BA.2.10.1 dan BA.2.75 yang pertama kali ditemukan bulan September. Per 10 November 2022, subvarian Omicron XBB sudah tersebar di 37 negara di dunia, dimana Singapura, India dan Australia menjadi negara yang tertinggi. Varian ini membuat beberapa pencegahan dengan antibodi seperti vaksinasi menjadi tidak efektif, sehingga varian ini meningkatkan risiko infeksi ulang yang lebih tinggi dibanding subvarian Omicron lainnya. Dengan kata lain, jika seseorang sebelumnya sudah pernah terinfeksi Covid-19, masih ada kemungkinan akan terinfeksi kembali oleh varian Omicron XBB ini.

Meskipun varian Omicron XBB ini menyebabkan meningkatnya kasus Covid-19, peningkatan tersebut tidak diiringi dengan peningkatan jumlah kematian dan kenaikan jumlah pasien di rumah sakit yang signifikan. Penularan varian baru XBB ini terbilang cukup cepat, namun fatalitasnya tidak lebih buruk dari varian Omicron. Saat ini tidak ada bukti bahwa varian Omicron XBB ini menyebabkan penyakit yang lebih parah. Namun, jika ditinjau dari situasi sekarang, dapat terlihat bahwa kita sudah mulai memasuki masa-masa new normal, kegiatan yang mengikutsertakan massa sudah sering dilangsungkan seperti pesta pernikahan, festival musik, dan aktivitas perbelanjaan. 

Prof. Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Penanganan Covid-19 menjelaskan bahwa munculnya varian/sub varian baru Covid-19 merupakan sifat alamiah dari sebuah virus untuk terus bermutasi untuk bertahan hidup. Munculnya varian baru ini merupakan pengingat untuk kita bahwa Covid-19 masih ada, sehingga kita masih harus menjaga protokol kesehatan dan melakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan vaksinasi. Vaksinasi booster yang sudah terlaksana sejak tahun 2021 ternyata belumlah cukup, di tahun 2022, Kemenkes kembali mengeluarkan kebijakan untuk masyarakat Indonesia melanjutkan vaksinasi booster kedua atau vaksinasi keempat. Vaksinasi booster kedua ini memberikan perlindungan yang lebih baik untuk mencegah terjadinya keparahan atau bahkan kematian. Selain itu upaya pencegahan juga bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, mengonsumsi makanan bergizi seimbang untuk menjaga imunitas, serta selalu gunakan masker dan rajin mencuci tangan. 

Dilansir dari studi COV-Boost, vaksinasi Covid-19 dosis 4 ini terbukti efektif untuk meningkatkan antibodi dan imunitas tubuh individu. Selain itu, penyuntikkan vaksin Covid-19 dosis keempat ini juga bebas dari KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) yang berat. Sayangnya, tercatat, capaian vaksinasi booster atau ketiga di Indonesia baru mencapai 27,62% dari target 50%. Sementara capaian vaksinasi dosis pertama sebanyak 87% dan vaksinasi dosis kedua sebesar 73%. Maka dari itu, percepatan program vaksinasi ini harus kembali digalakkan, mengingat vaksinasi booster kedua atau vaksinasi dosis empat sudah mulai masuk ke Indonesia, meskipun masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan populasi lanjut usia.

Penulis: Dian Fitri Nurisfanti dan Shabrina Nur Kamilah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun