Sumenep (09/01/21) - - - Adanya pandemic COVID-19 menjadi permasalahan bagi setiap masyarakat. Hal ini menjadi acuan bagi Universitas Jember untuk menerapkan program kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan konsep Back To Village. Konsep ini menuntut mahasiswa untuk sadar dan tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi setiap desa akibat adanya pandemic. Pelaksanaan kegiatan KKN ini dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2021 sampai 10 September 2021. Â Pada kegiatan kali ini salah satu mahasiswa KKN Back To Village melakukan pemberdayaan wirausaha masyarakat yang terkena dampak COVID-19 di desa Nyapar Kecamatan Dasuk.
Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Desa Nyapar adalah petani dan berkebun. Â Tidak sedikit masyarakat desa yang menekuni pekerjaan dan mengembangkan usaha dibidang jasa dan perdagangan sebagai sumber penghasilan kehidupan. Diantara banyaknya usaha yang dikembangkan paling popular yaitu usaha cemilan seperti kripik singkong, jagung, kripik sukun, mete, dan lain-lain. Salah satunya yaitu pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah Randha Corn yang memproduksi cemilan jagung goreng.
"Akibat pandemi yang belum selesai pesanan dan omset penjualan jagung goreng menurun, bahan pokok pembuatan cemilan juga naik ditambah dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang membuat pemasaran produk tidak optimal", Ujar ibu Zakiya selaku pemilik UMKM Randha Corn saat diwawancara dengan salah satu mahasiswa KKN Back To Village
Selama ini pemasaran produk yang ditekuni oleh masyarakat menggunakan sistem konvensional dan masih meliputi wilayah sekitar desa dan kecamatan. Sehingga para pelaku usaha belum mengenal sistem pemasaran online (Digital Marketing) yang menggunakan media sosial sebagai instrumennya. Mencermati permasalahan yang dihadapi mendorong mahasiswa KKN Back To Village untuk membantu pelaku UMKM Randha Corn keluar dari masalah penurunan pesanan dan omset penjualan dengan mengoptimalkan pemasaran melalui media social (Digital Marketing). Sehingga usaha Randha Corn dapat menarik minat masyarakat yang tidak hanya di wilayah desa melainkan diluar wilayah desa Nyapar. Dengan demikian dapat meningkatkan omset dan produk jualan.
Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu, melakukan pembekalan dan pembimbingan branding produk UMKM menggunakan media sosial. Adapun pembekalan yang dimaksud adalah memberikan materi mengenai tata cara berbisnis online di saat masa pandemic Covid-19 dengan  tujuan agar pelaku UMKM mendapatkan gambaran pengembangan bisnis online. Sedangkan untuk pembimbingan yang dimaksudkan yaitu sebagai penerapan dari materi yang telah disampaikan agar sasaran dapat paham dalam pengaplikasian teknologi online dan dapat membuat kemasan produk kreatif, inovatif serta berdaya saing. Hal ini bertujuan agar pelaku UMKM dapat mengerti akan kebutuhan pasar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H