Dalam era modern yang penuh dengan tekanan pekerjaan, persaingan karier, dan tuntutan ekonomi, keseimbangan hidup menjadi semakin sulit dicapai. Banyak individu merasa kehilangan kendali atas waktu dan perhatian mereka, sehingga terjebak dalam kesibukan duniawi yang tanpa henti. Dunia modern menghantarkan manusia pada penghargaan berlebihan terhadap kemajuan sains dan teknologi serta lebih mengedepankan aqly (rasional) daripada athfy (emosional). Hal ini terjadi dalam berbagai sendi kehidupan dan seringkali membuat manusia merasakan kekosongan.(Fikra 2021) Dalam kondisi ini, konsep mahabbah (cinta kepada Allah) dalam tasawuf menawarkan pendekatan yang relevan untuk membantu individu menemukan kembali harmoni antara aspek duniawi dan ukhrawi dalam kehidupan mereka.
Berbagai literatur telah menyoroti peran mahabbah sebagai fondasi dalam mencapai keseimbangan hidup. Secara normatif, Islam memang mengajarkan mahabbah (cinta) kepada Allah swt. Misalnya dalam Q.S. Ali Imran: 31, 134 dan al-Ma’idah: 54. Nabi Muhammad saw juga mengajarkan agar seorang muslim mencintai Allah swt lebih dari yang selainn-Nya. Ajaran tersebut ditambah dengan janji imbalan yang begitu besar di dunia dan akhirat.(Ach Maimun 2004) Berbicara mahabah meruppakan perbincangan yang sangat menarik untuk mencapai ketenangan hati.(Imam dan Padang 2015). Kajian ini juga menunjukkan bahwa mahabbah tidak hanya memperkuat hubungan spiritual, tetapi juga memengaruhi kualitas hubungan sosial dan pengambilan keputusan yang lebih etis. Berdasarkan literatur ini, karya ini bertujuan untuk mengupas bagaimana mahabbah dapat menjadi kunci dalam menjaga keseimbangan hidup di tengah kesibukan duniawi.
Namun, sebagian peneliti memiliki pandangan berbeda terkait peran utama mahabbah dalam menjalani kehidupan di tengah-tengah kesibukan duniawi ini. Seperti menurut (Hikmah 2024) bahwa Membangun keseimbangan antara dunia dan akhirat bukanlah hal yang mudah, namun bisa dicapai dengan memperbaiki kualitas ibadah dan mengamalkan zakat, infak, dan sedekah. Ibadah yang berkualitas tidak hanya mendekatkan seseorang kepada Allah, tetapi juga membantu mengarahkan kehidupan duniawi ke jalan yang lebih baik. Penelitian ini menawarkan perspektif baru tentang menyeimbangkan urusan duniawi yang sangat menyibukan ini dengan kehidupan akhirat nanti, dengan menanamkan rasa mahabbah kepada Allah terlebih dahulu sebelum melakukan segala aktifitas duniawi termasuk melakukan ibadah kepada-Nya.
Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep mahabbah dalam tasawuf sebagai landasan spiritual yang dapat membantu individu mencapai keseimbangan hidup di tengah kesibukan duniawi. Kajian ini berupaya menggali hubungan antara mahabbah dan kualitas hidup, termasuk pengaruhnya terhadap kewjiban beribadah kepada Allah. Selain itu, penelitian ini bertujuan menyajikan perspektif yang mengintegrasikan nilai-nilai mahabbah dengan tantangan kehidupan modern, seperti tekanan pekerjaan, persaingan karier, dan gaya hidup materialistik. Penelitian ini juga mengkritisi pandangan yang terlalu mengutamakan ibadah tanpa landasan mahabbah, sekaligus menawarkan pendekatan baru yang menyeimbangkan dimensi duniawi dan ukhrawi melalui cinta kepada Allah. Dengan tujuan ini, karya tulis ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi pemahaman spiritual modern serta menjadi panduan praktis bagi individu yang mencari harmoni dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar pustaka:
Ach Maimun. 2004. “Mahabbah dalam Tasawuf Rabi ’ah al-Adawiyah.” Millah III(2):174–76.
Fikra, Hidayatul. 2021. “Studi Pustaka Sistematis: Mahabah dalam Tasawuf Kontemporer Perspektif Buya Nursamad Kamba.” Jurnal Riset Agama 1(2):354–64.
Hikmah. 2024. “Membangun Keseimbangan Dunia-Akhirat dengan Ibadah Berkualitas.” nurul falah. Diambil 7 Januari 2025 (https://www.nurulfalah.or.id/post/artikel/membangun-keseimbangan-dunia-akhirat-dengan-ibadah-berkualitas).
Imam, Iain dan Bonjol Padang. 2015. “FAHAM MAHABBAH DAN MA’RIFAH DALAM TASAUF ISLAM Hasnawati.” (June):100–108.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H