Ditengah pandemi yang sangat bergejolak ini banyak sekali sektor yang tidak berfungsi dengan semestinya sehingga berimbas pada penurunan ekonomi di Indonesia, bahkan ada berapa sektor yang terkena dampak 'langsung'. Covid-19 ini memang menyita perhatian di seluruh belahan dunia, hingga menyebabkan perekonomian global semakin terpuruk. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan kondisi ini terparah dibandingkan 1930 silam. IMF juga mengatakan negara-negara harus berupaya kuat untuk mengatasi pandemi Covid-19 ini.
Menteri keuangan Sri Mulyani dalam pernyataanya pada CNBC Indonesia "Dalam hal ini berbagai tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan covid ini penerbangan dibatalkan, angka turis menurun 6.800 perhari, 270 miliar rupiah kehilangan pendapatan di sektor layanan udara dengan sekitar 48 miliyar kehilangan yang disumbangan oleh penerbangan dari dan ke Tiongkok. Import Indonesia turun 3,7 persen pada kuartal 1 untuk hotel dan restoran yang terkena dampak langsung." kata Menteri keuangan Sri Mulyani dikutip dari CNN, Jumat (17/04/2020).
Sri Mulyani juga mengatakan "Kerugian akibat covid telah mencapai 9 triliun dolar AS untuk periode 2020-2021. Ini akibat kontraksi dari ekonomi dunia dan berbagai kondisi sosial seperti PHK." hal tersebut dikatakan Sri Mulyani saat rapat virtual dengan komisi XI DPR RI, Kamis (30/04/2020).
Banyak sekali pekerja yang dirumahkan, hingga satu juta lebih ditambah dengan total pekerja yang di-PHK mencapai 375.000. Total keseluruhan mencapai 1,4 juta pekerja, jika dijumlahkan dengan pekerja informal 314.833 maka total 1,7 juta orang yang sudah dirumahkan. Seperti yang sudah dikatakan Sri Mulyani diatas, sektor Pariwisata ikut terkena imbas, sudah 2.000 hotel tutup, hampir semua objek, tujuan wisata, dan fasilitas pariwisata terhenti dan berimbas pada para pekerja didalamnya. Selain itu jumlah tenaga kerja yang dirumahkan mencapai satu juta lebih.
"Secara kumulatif pada Januari hingga Maret 2020, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 2,61 juta kunjungan atau turun 30,62 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019 yang berjumlah 3,76 juta kunjungan." kata Wishnutama.
Disaat pandemi seperti ini bukan hal yang mengagetkan jika angka turis mengalami penurunan, lalu apa yang dilakukan menteri Pariwisata? Indonesia terkenal dengan pariwisata nya yang beragam, bukan rahasia lagi jika sektor pariwisata di Indonesia menjadi sektor yang paling berdampak besar bagi perekonomian Indonesia dengan banyaknya sektor pariwisata yang Indonesia miliki. Lalu disaat pandemi seperti ini bagaimana keadaan sektor Pariwisata Indonesia?
Presiden Joko Widodo sendiri telah menginstruksikan tiga langkah dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini. Setidaknya ada 24 milar dolar AS pemerintah keluarkan dalam menghadapi Covid-19. Khusus di sektor pariwisata ada tiga langkah yang diinstruksikan presiden Joko Widodo. Yakni program perlindungan sosial untuk para pekerja, stimulus ekonomi untuk bisnis di sektor ini, serta realokasi anggaran kementerian ke dalam berbagai program yang diantaranya padat karya.
Untuk menjalankan instruksi tersebut Kemenparekraf terlah memformulasikan program dan aktifitas yang mendukung lebih dari 13 juta tenaga kerja langsung dan 32,5 juta tenaga kerja tidak langsung di sektor pariwisata Indonesia. Di dalamnya terdapat distribusi kebutuhan sehari-hari, perlengkapan kesehatan, juga pelatihan dan keterampilan pekerja yang terdampak, serta standar protokol untuk kesehatan, kebersihan dan keselamatan di destinasi. Â
Menteri Pariwisata (Kemenparekraf)---Wishnutama sendiri mempunyai cara sendiri agar sektor pariwisata berjalan lancar, salah satunya melalui dukungan penyediaan sarana hotel bagi tenaga kesehatan sebagai dukungan terhadap bisnis hotel agar tetap memperkerjakan pegawainya. Wishnutama juga menggandeng Grab siapkan transportasi bagi tenanga medis agar bisa saling bekerja sama. Hingga saat ini lebih dari 2000 tenaga kerja sudah terfasilitasi.
"Kami juga bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendukung ribuan tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 dengan penyediaan akomodasi, layanan antar-jemput (transportasi), makanan dan minuman, serta binatu," kata Angela, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dipastikan mendapat Insentif Pajak. Wishnutama Kusubandio pada, Minggu (3/5/2020) mengatakan bahwa pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 44/PMK.03/2020 sebagai perluasan dari PMK 23.