Mohon tunggu...
Shabilla Mala
Shabilla Mala Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hoby membaca, kepribadian introvert

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kurikulum Merdeka: Harapan baru atau Beban Baru

21 November 2024   18:35 Diperbarui: 21 November 2024   18:37 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kurikulum merdeka merupakan pendekatan baru dalam pendidikan di Indonesia yang memberikan lebih banyak kebebasan dan fleksibilitas kepada sekolah dalam merancang dan mengelola pembelajaran. Tujuan utama kurikulum merdeka yaitu, Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan fokus pada pengembangan keterampilan siswa,Memberikan kesempatan belajar yang lebih setara bagi semua siswa, Membebaskan guru dan sekolah dari beban administratif yang tidak semestinya dan memungkinkan mereka untuk lebih fokus pada proses pembelajaran,Penguatan peran sekolah sebagai pusat pembelajaran yang kreatif dan inovatif. selain itu adapun Karakteristik Kurikulum merdeka yaitu, Berpusat pada Siswa,Berbasis kompetensi,Fleksibilitas,Integrasi,dan Kolaborasi.

Kurikulum Merdeka dilaksanakan dengan dua cara yaitu,Kurikulum Merdeka Berbasis Proyek, adalah Jalur yang berfokus pada pembelajaran berbasis proyek dan memberi lebih banyak kebebasan untuk merancang dan mengelola  pembelajaran. dan Kurikulum mandiri, yaitu Jalur yang memberikan kesempatan kepada sekolah untuk memperkenalkan kurikulum merdeka secara bertahap dengan tetap menggunakan kurikulum nasional sebagai acuan. Adapun Manfaat kurikulum merdeka diantaranya, Meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, Meningkatkan kualitas lulusan yang siap menghadapi tantangan zaman, Penguatan peran guru sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa, Mempercepat terwujudnya pendidikan yang bermutu dan berkeadilan di Indonesia.

Kurikulum Merdeka, membawa potensi untuk menjadi harapan baru maupun beban baru, tergantung pada bagaimana implementasinya. Berikut analisisnya,

Harapan Baru:
 1.)Fleksibilitas dan Kreativitas: Kurikulum Merdeka memberikan ruang lebih luas bagi sekolah untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Ini membuka peluang untuk pembelajaran yang lebih kreatif, inovatif, dan menarik.
2.)Pembelajaran Bermakna: Fokus pada pengembangan kompetensi dan pembelajaran berbasis proyek diharapkan dapat membuat pembelajaran lebih bermakna bagi siswa, sehingga mereka dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan nyata.
3.)Guru sebagai Fasilitator: Kurikulum Merdeka mendorong guru untuk menjadi fasilitator dan motivator belajar, bukan hanya sebagai penyampai materi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan interaksi guru-siswa.
4.)Keadilan dan Kesetaraan: Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih merata bagi semua siswa, termasuk di daerah terpencil.
 
Beban Baru:
1.)Tantangan Adaptasi:  Perubahan dari kurikulum lama ke Kurikulum Merdeka memerlukan proses adaptasi yang tidak mudah, baik bagi guru, siswa, maupun orang tua.
2.)Kurangnya Sumber Daya:  Implementasi Kurikulum Merdeka membutuhkan sumber daya yang memadai, seperti pelatihan guru, infrastruktur, dan bahan ajar yang sesuai. Kekurangan sumber daya dapat menjadi kendala dalam menjalankan Kurikulum Merdeka secara efektif.
3.)Beban Kerja Guru:  Kurikulum Merdeka menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam merancang dan mengelola pembelajaran.  Hal ini dapat meningkatkan beban kerja guru, terutama jika mereka tidak mendapatkan dukungan yang cukup. 4.)Evaluasi dan Penilaian:  Sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka perlu dirancang dengan cermat agar dapat mengukur capaian kompetensi siswa secara adil dan objektif.

jadi,Kurikulum Merdeka memiliki potensi besar untuk menjadi harapan baru dalam pendidikan Indonesia, namun implementasinya juga membawa tantangan dan potensi menjadi beban baru.  Suksesnya Kurikulum Merdeka bergantung pada komitmen dan kolaborasi dari semua pihak, termasuk pemerintah, sekolah, guru, siswa, dan orang tua. Dan Penting untuk diingat bahwa Kurikulum Merdeka adalah proses yang terus berkembang.  Evaluasi dan refleksi yang berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa Kurikulum Merdeka dapat mencapai tujuannya dan menjadi harapan baru bagi pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun