Pertemuan 43 Negara di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi momen penting dalam upaya bersama memerangi perubahan iklim. Forum South-South Knowledge Exchange (SSKE) yang berlangsung pada 23-29 Mei 2024 ini menghimpun negara-negara pemilik hutan tropis terbesar, termasuk Indonesia, Brazil, dan Republik Demokratik Kongo.
Akmal Malik, Penjabat Gubernur Kaltim, menekankan pentingnya kolaborasi multi-pihak dalam mengatasi krisis iklim. Beliau mencontohkan kebijakan Kaltim dalam tata kelola nilai ekonomi karbon, yang diharapkan menjadi pelopor bagi daerah lain.
Komitmen Kaltim dalam menjaga hutan dan mengurangi emisi karbon pun mendapat apresiasi dari Franka Braun, Lead Environmental Specialist Bank Dunia. Beliau memuji kemajuan Kaltim dalam pengelolaan hutan dan mendorong replikasi praktik terbaik di daerah lain.
Pertemuan ini menjadi platform bagi negara-negara peserta untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan solusi dalam mengatasi perubahan iklim. Selain itu, forum ini juga diharapkan dapat meningkatkan citra dan menarik perhatian global serta sektor swasta untuk terlibat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Kesimpulannya, Pertemuan 43 Negara di Kaltim merupakan langkah penting dalam memperkuat komitmen bersama untuk mencegah laju perubahan iklim. Upaya kolaboratif dan inovatif dari berbagai pihak sangatlah diperlukan untuk mencapai tujuan ini.
Semoga tidak berhenti dari sini, bain dari pemerintah, swasta dan kita sebagau masyarakat juga turut serta untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H