Sudah sejak lama, saya penasaran dengan Nurkadhatyan Spa yang didirikan oleh lima putri Keraton Yogyakarta. Bukan penasaran ingin merasakan spa di sana, tapi lebih ke penasaran dengan bagaimana keunikannya. Karena menurut informasi, spa yang terinspirasi dari kearifan serta kecantikan Jawa itu berbeda dengan spa lainnya.
Sebuah keberuntungan, Sabtu pekan lalu (20/04) dalam rangka memperingati Hari Kartini, saya berkesempatan mengikuti Kotekatrip-20 yang bertajuk "Ngetrip Syantik ke Nurkadhatyan Spa". Tentunya bareng teman-teman dari Komunitas Traveller Kompasiana (KOTeKA) yang lagi-lagi berkolaborasi dengan Kompasianer Jogja (KJogja) serta Inovedu--lembaga belajar Bahasa Jerman untuk menyiapkan bersekolah atau bekerja di Jerman. Trip ini bisa terlaksana salah satunya berkat rekomendasi GKR Bendara yang pada tahun 2023 pernah beraudiensi bersama kami dalam Kotekatrip juga.
Begitu tiba di Nurkadhatyan the Ritual Spa yang berlokasi di gandhok (bangunan samping) Royal Ambarrukmo Hotel, langsung dijamu dengan minuman segar Rejayu Royal Berries, yang resepnya merupakan racikan GKR Bendara. Minuman berwarna merah keunguan atau magenta tersebut kaya akan kolagen yang terbuat dari bermacam jenis buah beri, sangat baik untuk kecantikan serta kesehatan.
Selanjutnya, kami disambut oleh Ibu Worro H. Astuti, Master Spa Tradisional Indonesia yang oleh para putri keraton dipercaya untuk mengelola Nurkadhatyan Spa. Berjumpa dan berbincang dengan Ibu Worro sungguh membuat tercerahkan.
Diawali dengan penjelasan mengenai nama Nurkadhatyan yang berarti cahaya keraton. Sekadar informasi, nama kecil kelima putri Keraton Yogyakarta selalu berawalan "Nur". Lantas, Ibu Worro juga menyampaikan, jika kami ingin mengetahui perbedaan spa di Nurkadhatyan dengan tempat spa lainnya maka harus mencobanya langsung.
Namun, karena tak mungkin mencobanya, kami mendapat beberapa gambaran rahasia kecantikan ala putri keraton yang mengemas perawatan spa tradisional secara modern dan diterapkan sesuai lifestyle kaum milenial tanpa melupakan akar asalnya.
1. Gladhen Bandawasa
Gladhen berarti latihan, sedangkan bandawasa memiliki arti energi. Aktivitas ini bisa dikatakan sebagai meditasi, yaitu tak sekadar melatih fisik agar kuat, tetapi juga mengolah energi yang ada dalam tubuh serta mengelola emosi agar lebih seimbang. Latihan dilakukan secara rutin oleh para terapis, sehingga mereka bisa memberikan pelayanan yang sempurna kepada pelanggan.