Informasi adanya pameran seni yang seringnya berupa seni rupa ini bisa didapatkan di berbagai media sosial yang terkait dengan Dinas Kebudayaan.
Seperti pagelaran seni yang bisa dikunjungi tanpa registrasi, pameran seni ini pun begitu. Namun, terkadang ada juga yang mewajibkan registrasi (online atau di tempat) kalau pameran yang diadakan sangat menarik minat pengunjung, sementara pembatasan orang di dalam ruangan masih berlaku.
6. Tur Diorama Kearsipan Jogja
Sebenarnya program ini tidak berada di bawah Dinas Kebudayaan, melainkan dalam naungan Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Namun, akan sayang banget kalau tak saya masukkan dalam daftar yang bisa dinikmati secara gratis karena keberadaannya didanai oleh Danais.
Diorama Arsip Jogja menampilkan 430 tahun sejarah Jogja melalui arsip-arsip berupa arsip tekstual, arsip visual, arsip lisan, dan tuturan saksi sejarah yang disusun secara unik serta kreatif untuk memberikan sajian yang informatif, edukatif, sekaligus menghibur.
Dikemas dalam sebuah tur yang berlangsung kurang lebih 90 menit full penjelasan edukator, para peserta seolah diajak melintasi lorong waktu yang terbagi dalam 18 ruangan. Masing-masing ruangan menggambarkan suatu masa yang pernah dialami Jogja, mulai dari masa Panembahan Senopati yang mendirikan Mataram Islam hingga masa keistimewaan Jogja.
Dengan adanya diorama kearsipan ini diharapkan masyarakat umum dapat memetik pelajaran tentang sejarah Jogja dan jadi mengenal berbagai bentuk arsip.
Ingin menjelajahi sejarah Jogja lewat diorama arsip juga? Bisa langsung datang ke Gedung Depo Arsip di Jalan Raya Janti, masih satu kompleks dengan Grhatama Pustaka (timur Jogja Expo Center). Buka setiap Selasa hingga Minggu dengan pilihan tur antara jam 09.00 s.d 14.00 WIB. Disarankan registrasi dahulu ke web arsipjogja(dot)id untuk mengikuti tur ini.