Mohon tunggu...
sigit prabowo
sigit prabowo Mohon Tunggu... Atlet - Mahasiswa UNIKAMA 2022

Mahasiswa Pindahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengusaha Tempe Tersukses di Desa Jambuwer

27 April 2024   22:32 Diperbarui: 27 April 2024   22:44 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia dengan kekayaan budaya yang berlimpah, memiliki berbagai jenis kuliner tradisional yang menggoda lidah dan mencerminkan keunikan budaya dan geografisnya. Salah satu dari sekian banyak itu ialah tempe, tempe telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari warisan kuliner Indonesia. Ada sebuah desa kecil yang mampu menghasilkan tempe berkualitas tinggi, yaitu berada di Desa Jambuwer. Desa ini terletak pada Kabupaten Malang, Kecamatan Kromengan Provinsi Jawa Timur. Desa Jambuwer adalah salah satu dari sekian banyak desa kecil di Indonesia yang memiliki industri tempe yang berkembang dan berkualitas.

(sumber penulis)
(sumber penulis)

Pak Toyo dan Bu Darni merupakan satu-satunya pengelola dan pembuat tempe di Desa Jambuwer. Pasangan ini mulai memproduksi tempe pada tahun 1991, sejak dari tahun itu masih terus memproduksi tempe yang berkualitas sampai sekarang. Dengan motivasi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pasangan ini terus memproduksi tempe dengan cara turun temurun dari warisan keluarga Pak Toyo. Dari awal modal pasangan ini membeli 15KG kedelai dari gudang yang berada di Pasar Kepanjen, setelah itu kedelai yang dipesan diproses dari jam 02.00 WIB pagi, kedelai yang dibeli direbus, digiling menggunakan mesin giling lalu kulitnya dibuang dan direndam. Direndam satu malam lagi menggunakan air dingin lalu direbus lagi bersama cuka, dicampur menggunakan ragi lalu dikeringkan satu malam, setelah itu dimasukan ke dalam plastik selama 2 malam lagi agar terjadi tempe yang berkualitas. Pada proses penjualan tempe, biasanya dibantu oleh anaknya untuk mengantarkan ke para pembeli di sekitaran Desa Jambuwer.

(sumber penulis)
(sumber penulis)

Berawal dari rasa enak yang gurih dan khas dari mulut-mulut tetangga, pelanggan Tempe Pak Toyo ikut bertambah. Tidak hanya di dalam desa, bahkan pelanggan dari luar desa pun ikut berdatangan langsung untuk membeli tempe di rumah Pak Toyo. Bukan hanya itu, dulu Bupati Kabupaten Malang pun sempat mampir untuk memesan tempe buatan khas pasangan ini. Bahkan, penjualan mereka sudah mencapai ke luar Pulau Jawa, seperti Pulau Kalimantan, Pulau Sumatra sampai ke Pulau Sulawesi.  Luar biasanya, mereka sudah 33 tahun memproduksi tempe, pasangan ini hanya berdua saja untuk memproduksi tempe ini, dibantu anaknya untuk proses pengantarannya.

Untuk harga tempe ini, bisa di beli dari harga Rp.2.500,00 per plastik kecil atau bisa dibeli dengan harga Rp.4.000 per Kg nya. Kebanyakan pembeli Tempe Pak Toyo ini biasanya memesan 10 sampai 20 KG per harinya. Dengan keuntungan rata-rata perhari mampu mendapatkan Rp.200.000 sampai Rp.300.000. Sudah ada lebih dari 15 orang pelanggan pedagang sayur,yang dimana para pedagang itu mampu mendapatkan keuntungan sebesar Rp.150.000,00 sampai Rp.300.000,00 dari hanya menjual tempe buatan dari Pak Toyo dan Bu Darni ini.

Tidak hanya menjual tempe tetapi pasangan ini membuat hasil ampas dari pembuatan tempe ini biasanya digunakan oleh Pak Toyo untuk memberi makan ternaknya, yaitu dua ekor kambing. Sangat menarik bukan? Penulis berharap akan adanya para pembuat atau pengusaha tempe di Desa Jambuwer baru atau pengusaha tempe pada daerah Kabupaten Malang mampu untuk meniru perjuangan dan pengabdia Pak Toyo dan Bu Darni ini dalam mengelola tempe dan menjual belikan tempe ke daerah luar Pulau Jawa.

Akhir kata penulis ucapkan, semoga para pengusaha tempe di Indonesia ini mampu untuk memproduksikan tempe ke luar negeri untuk memperkaya dan membudidayakan keunikan wisata kuliner yang ada di Indonesia.

(sumber penulis)
(sumber penulis)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun