Oknum-oknum yang mempunyai kegemaran mencari tahu tentang hidup kita itu lumrah terjadi dan bahkan hampir selalu ada dalam lingkar pertemanan. Yaps, aku tahu rasanya. Kita semua tahu. Tapi pernah gak si terfikir oleh kita, mungkin saja disaat yang bersamaan pun kita juga melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Kadang memang menyebalkan sekali ya rasanya saat ada oknum yang ingin tahu tentang hidup kita, terlebih ikut campur. Aku pernah mengalami hal ini, anggap saja aku ngupil di Kota A, teman-temanku di Kota R mengetahui aku ngupil, dan mereka membicarakan hal itu lalu tersebar kemana-mana. Dan mereka itu temanku, tapi mereka tak pernah berani membicarakan hal ini denganku.
Ouhya, aku gak ngupil beneran. Itu cuma contoh lho. Tapi rasanya hal ini gak bisa kita jauhi seberapa hebat pun kita menghindar. Satu-satunya hal yang bisa kita lakukan hanyalah tidak melakukan keburukan yang sama pada orang lain, kamu harus janji sama aku, kamu harus siap ya untuk ini!
Mungkin beberapa orang bisa saja memilih menjauhi lingkungan sosial seperti ini jika sudah terasa sangat mengganggu. Namun tidak banyak juga yang bisa bertahan untuk terasing dari lingkungannya sendiri. Dan menurutku, ini semacam lubang hitam yang sulit dikendalikan.
Aku punya ramuan ampuh yang menyenangkan, mungkin saja ini bisa bermanfaat juga bagimu. Bagiku ini rasanya seperti permainan pintar. Kita tak perlu menutup diri, justru mungkin kita perlu membukanya lebar-lebar. Hanya satu yang perlu kita lakukan, tidak menceritakan apapun tentang diri kita kepada mereka. Dengarkan banyak hal tentang apapun. Membuka diri bukan berarti menceritakan banyak hal tentang diri kita.
Asyiknya lagi ni, semakin kita jarang menceritakan apapun tentang diri kita, maka semakin mereka senang bertanya. Nah, saat mereka bertanya, amati bagaimana asumsi dan komentar mereka dari apapun yang kita jawab.
Dan disamping itu, kita akan mengetahui mana oknum yang benar ingin mempelajari sesuatu darimu dan mana oknum yang hanya ingin tahu untuk kepentingan asumsi nya sendiri.
Ramuan ini mungkin terdengar jahat dan licik, tapi nyatanya tidak. Kamu tidak melakukan kejahatan pada siapapun. Kamu simpan data tentang mereka untuk kamu simpan dan fahami sendiri. Ingat perjanjian kita diawal kan? Kamu tidak akan melakukan keburukan yang sama pada orang lain! Ouhya, fungsi memperkaya data dan asumsinya juga bisa membantu kita untuk menterjemahkan keadaan tidak hanya pada satu fokus.
Berhentilah untuk membela atau menjelaskan dirimu, amati saja lawan bicaramu. Seberapa penting mereka bagimu dan seberapa pantas kamu membela dan menjelaskan tentang dirimu yang menurutmu tidak punya andil penting apapun untuk urusanmu, cita-citamu, atau apapun yang ingin kamu raih dalam hidupmu.
Untuk membedakan mana oknum yang peduli akan dirimu dengan oknum yang hanya sebatas ingin tahu tentangmu untuk kepentingan bahan pembicaraan dengan orang lain, maka kamu lihat saja bagaimana mereka membicarakan sesuatu atau membicarakan orang lain.
Kadang mereka yang tidak mengerti dirimu malah akan membantumu mengenal dirimu sendiri. Dan jika kamu cukup mengenali siapa dirimu. Kamu akan tahu ucapan siapa saja yang perlu kamu pertimbangkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H