Mohon tunggu...
S Farrel
S Farrel Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Sowa

Bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Jalur Rempah dan Hasil Kebudayaan

25 November 2022   17:35 Diperbarui: 25 November 2022   17:34 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak 4500 tahun lalu di Indonesia meninggal kan warisan tak ternilai, yaitu jalur rempah. Selain itu Nusantara sendiri menjadi titik nol dari semua tata niaga rempah dunia, mulai dari pala, cengkih dan Cendana. Di kawasan bagian timur Nusantara hingga lada ,merica, kemenyan, dan kapur Barus di kawasan barat Nusantara. Selain itu, rempah-rempah di Nusantara mengalami kemajuan teknologi pelayaran dan Maritim dunia, maka lahirlah era penjajahan samudra. Lebih dari pada itu, di setiap simpul jalur rempah terjadi perjumpaan lintas suku bangsa yang menghasilkan pertukaran budaya, Agama, politik, ekonomi dan kesenian. Dengan demikian, warisan berharga tersebut terancam hilang dari memori bangsa. Padahal, rempah-rempah di Nusantara merupakan komoditas utama yang diperdagangkan di jalur sutra.

Jalur rempah (Spice Route) adalah jaringan niaga rempah-rempah yang menghubungkan belahan barat dan belahan timur dunia, yang dimulai dari wilayah timur Nusantara, ujung barat sumatra, India, Sri Lanka, Mesir, Afrika timur, Afrika Selatan, dll. Kemudian daratan timur tengah yaitu Mediterania hingga Eropa. Perjalanan ini menempuh jarak lebih dari 15.000 km. Sebagaimana namanya, rempah utama yang diperdagangkan seperti lada, merica, kayu manis, pala dan cengkih. Jalur rempah merupakan jaringan niaga tertua di peradaban manusia. Warisan nenek moyang kita sejak 4500 tahun yang lalu. Jalur ini dibangun sebelum dinasti Han (Tiongkok) pada abad ke 3 SM untuk melalui daratan di Asia tengah hingga Eropa. 

Hasil kebudayaanya manusia pada masa Neolitikum   yang ditemukan di Indonesia, di antaranya beling persegi, kapak lonjong, alat-alat obsidian, mata panah, gerabah, alat pemukul dari kulit kayu, dan perhiasan. Masa Megalitikum atau batu besar berbeda dengan masa batu lainya karena tidak dapat dimasukan dalam kelompok periodisasi pra aksara Indonesia. Hal ini karena corak kebudayaan ada hampir setiap masa pra aksara di Indonesia.

Ada banyak atribut yang diberikan kepada manusia. Di antaranya adalah manusia  sebagai makhluk bersejarah dan manusia sebagai makhluk berbudaya. Sebagai makhluk bersejarah, menurut Dilthey, manusia secara esensial berevolusi dan berkembang. Adapun sebagai makhluk berbudaya, manusia mengembangkan potensi dirinya, untuk berinteraksi dan mengelola lingkunganya. Kemampuan ini dapat menghasilkan kebudayaanya. Adapun atribut- atribut yang di berikan kepada manusia yang tidak dapat dilepaskan dari hakikat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.asal-usul identitas manusia menurut teori out of Africa, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Afrika, tepatnya di tanduk Afrika atau di daerah yang sekarang mencakup negara samalia, Etiopia, Eritrea, dan Djibouti. Sejak kurang lebih 200.000 tahun yang lalu mereka menyebar ke seluruh penjuru bumi melalui jalur laut maupun darat. Ada dua rute persebaran. Pertama: jalur selatan yang meliputi sepanjang pesisir India, Tiongkok, Nusantara dan Australia. Kedua: rute Utara yang melewati lembah Nil dan Sinai, lalu menyebar ke daratan Eurasia.

Secara sosiologis, kontak sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik sebab orang dapat melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa saling menyentuh, misalnya berbicara melalui telepon atau surat elektronik, kontak sosial bisa terjadi tanpa adanya komunikasi contohnya:kagiatan bercocok tanam dilakukan dengan menebang dan membakar pohon-pohon dan belukar (slash and burn) sehingga terciptalah ladang-ladang yang memberikan hasil-hasil pertanian ,meskipun sifatnya masih sederhana.

Tindakan sosial adalah tindakan individu yang mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan sosial akan bermakna jika tindakan tersebut ditujukan atau memperhitungkan keberadaan orang lain. Pada masa Mesolitik corak kehidupan mereka tetap sama dengan masa sebelumnya, yaitu berburu dan mengumpulkan makanan dari alam. Bedanya, selain alat-alat dari batu, pada masa ini mereka juga mampu membuat alat-alat dari tulang dan kulit kerang. Mereka mengenal pembagian kerja: laki-laki berburu, sedangkan perempuan mengumpulkan makanan berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil, memasak atau memelihara api, dan membimbing anak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun