Pubertas adalah  masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas biasanya dimulai saat berumur 8 hingga 10 tahun dan berakhir kurang lebih di usia 16 tahun.
Banyak yang mengatakan masa pubertas adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Banyak kejutan yang terjadi  di masa ini, yang dimulai dari perubahan bentuk tubuh, tumbuhnya bulu halus di area tubuh tertentu, mulai tertarik dengan lawan jenisnya, hingga kondisi emosi yang sangat labil.
Terkadang anak-anak tidak mau disebut bocah.
Mereka sudah mulai merasa memiliki pilihannya sendiri untuk betindak. Lebih suka menghabiskan waktu dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan orang tua.
Saat seorang anak sudah merasakan pubertas primer, mereka akan merasa kebingungan dengan hal tersebut. Dan tidak semua anak mau terbuka untuk memberi tahu hal tersebut kepada orang tuanya.
Merekapun memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Mereka akan mencoba mencari tahu sendiri dengan bertanya ke teman atau bahkan googling di internet, karena merasa sudah merasa malu untuk bertanya kepada orang tuanya.
Jika tidak dibarengi dengan pengawasan dan bimbingan, tentunya hal ini akan menjadi rawan
Saat seorang anak memasuki masa-masa pubertas, terkadang banyak orang tua yang mengalami pula masa dilemma. Terlebih lagi jika itu adalah anak pertama.
Para orang tua merasa bingung ketika menghadapi anak yang baru mendapat menstruasi bahkan panik saat mengetahui anak laki-lakinya mengalami mimpi basah. Mereka merasa bingung apakah harus menutup mulut rapat-rapat atau membahas hal tersebut.
Lalu bagaimana seharusnya tindakan kita sebagai orang tua dalam menghadapi masa pubertas anak tersebut?