Sebentar lagi Lebaran bukan ? Seperti biasanya, Lebaran adalah pesta hari raya Idul Fitri yang dirayakan pada akhir bulan Ramadhan. Lebaran merupakan hari suka cita untuk merayakan kemenangan bagi masyarakat muslim yang telah menunaikan ibadah puasa sema kurang lebih sebulan lamanya. Perayaan lebaran berbeda-beda setiap daerah, beda daerah, beda tradisi. "Dimana bumi itu dipijak, disitu langit dijunjung" itulah kalimat yang tepat yang menggambarkan situasi ini. tradisi yang baik, marilah diperkuat, tradisi yang kurang baik, ayo perlahan ditinggalkan. Pada hakikatnya, lebaran atau Hari Idul Fitri bermakna mendekatkan yang jauh, mendekatkan yang sudah dekat, berkumpul bersama dan memperkuat tali silahturahmi yang mungkin sudah sedikt melonggar di bulan-bulan sebelumnya.
Suatu contoh cerita, saat lebaran jatuh tanggal di kota yang mempunyai penduduk dengan mayoritas nasrani seperti Manado, Sulawesi Utara. Di Manado, saat lebaran tiba, masyarakat Manado sangat bergembira ria karena adanya pemasukan disektor ekonomi yang bersifat positif, salah satunya dibidang pariwisata dan Usaha Kecil Menengah. Walaupun hari raya suci umat Islam, masyarakat nasrani di Manado tetap saling bertenggang rasa dengan umat beragma lainnya. Sebuah kasus pengecualian, pada tahun 2014 lalu, disuasana yang sama, suasana Lebaran di Manado, suatu kejadian dengan tradisi yqng kurang baik terjadi dimasyarakat, yaitu tawuran antar warga yang meibatkan 3 kelurahan. Akibat dari tawuran tersebut beberapa zaga harus di rawat di RS. Tawuran tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman antar kelurahan Sindulang Dua Lingkungan II dan III di Manado. Betapa ironinya di hari yang suci pasca Idul Fitri, dinodai dengan amarah sesaat disulut oleh ego personal yang menjadi komunal.
Dihari yang suci dan indah nanti saat Lebaran tiba, sudah seharusnya kita iringi dengan kebaikan dan tindakan positif untuk memberikan kesejahteraan dan kerukunan umat beragama, tanpa mengurangi kehormatan siapapun atas perbedaan yang ada.
Sekali lagi, beda daerah, beda tradisi, beda kejadian. Di Medan, Sumatra Utara, dikota yang juga mayoritas beragama nasarani, mempunyai tradisi yang cukup unik. Disuatu desa di Sumatra Utara, berjarak sekitar 324 km dari Medan, ada sebuah desa kecil bernama Desa Aksaeh. Desa tersebut ,mempunyai budaya yang cukup unik saat lebaran tiba, yaitu Arsik (menangkap ikan dikolam lumpur), Mangalomang( memasak lemang), Madabu Tarutung (memakan durian runtuh) dan Makkobar(memberikqn petuah hidup sesuai dengan umur). Tradisi yang cukup menarik yang dilaksanakan saat lebaran. Tradisi tersebut bersifat konstruktif terhadap kebersamaan dan persaudaraan antar masyarakat, karena sangat mengutamakan pendekatan intra-personal dalam komunikasinya.
Dua daerah dengan mayoritas penduduk beragama Nasrani, akan tetapi masih dapat terjaga keseimbangan sosialnya, tanpa konflik SARA. Walaupun dihadapkan dengan kemajemukan kompleks di masing-masing daerah tersebut.
Keserasian, keharmonisan dan stabilitas diantara masyarakat tidak dapat tercipta tanpa adanya sikap saling pengertian antar kelompok. Momentul lebaran adalah saat yang tepat untuk merangkul saudara,kawan dan kerabat yang jauh, mendekatkan yang jauh, mendekatkan yang sudah dekat. Supaya merapatkan barisan, bersama membangun masyarakat tanpa kesenjangan untuk masa depan yang lebih baik. Semua dilakukan demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan bersama.
Untuk itu, ayo manfaatkan momentum Lebaran, selain sebagai hari suci untuk melahirkan pribadi yang baru kembali, tapi juga untuk mempererat tali persaudaraan, meningkatkan toleransi dan menciptkan kesejahteraan bersama/
Bisa bersama, maju bersama...
Jaya Merdeka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H