Mohon tunggu...
SEVIA AZZARAHRIYANTO
SEVIA AZZARAHRIYANTO Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PGSD UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan , PGSD, Universitas Trunojoyo Madura. tidak pandai berkarya namun mencoba untuk berkarya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dampak Pembelajaran Daring Bagi Siswa SD di Era Covid-19

22 Juni 2022   03:46 Diperbarui: 22 Juni 2022   04:00 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan terjadi karena adanya ketidaksesuaian yang mengakibatkan ketidakserasian dalam masyarakat.  Perubahan tersebut menuntut masyarakat untuk merubah kebiasaan yang telah terjadi di setiap harinya. Hal ini disebabkan karena adanya sebuah virus yang menyebar pada kota Wuhan, Tiongkok Desember 2019 yakni Virus Corna (Covid-19). Virus Corona sendiri menyebar di negara lain kaisaran Desember 2019 hingga awal 2020,  diperkirakan masuk di Indonesia sendiri sekitar Maret 2020. Jumlah kematian warga negara akibat Virus ini pun terus meningkat, karena Virus ini mudah menyerang kekebalan tubuh seseorang , tidak memandang usia , baik anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa pun jika kekebalan tubuhnya sedang tidak fit akan mudah terserang penyakit ini. Dengan meningkatnya tingkat kematian serta banyak warga negara yang terserang penyakit ini menyebabkan perubahan-perubahan serta pembaharuan kebijakan yang harus diterapkan.

Kebijakan serta pembaharuan itu juga mempengaruhi beberapa faktor yang ada di Indonesia salah satunya yakni faktor Pendidikan. Adanya Covid-19 ini juga menyebabkan perubahan pada kebijakan Pendidikan, seperti pembelajaran yang biasanya dilaksanakan di sekolah, saat adanya Covid-19 ini pembelajaran harus dilaksanakan di rumah dikarenakan adanya kebijakan pemerintah Social Distancing. Saat pembelajaran dilaksanakan di rumah juga membutuhkan teknologi untuk melaksanakannya. Teknologi pun saat ini dinilai sebagai salah satu media pembelajaran yang berperan sangat penting, dikarenakan proses pembelajaran dapat diakses dan dilaksanakan dengan menggunakan media hp ataupun laptop. Teknologi pun saat ini dinilai sebagai salah satu pengganti posisi guru dalam proses pembelajaran, namun, menurut saya, hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena teknologi hanya sebagai media sedangkan guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Dalam penggunaan teknologi pun tidak semua guru memiliki pengalaman, sehingga dapat menghambat pelaksanaan pembelajaran saat daring. Oleh karena itu, guru yang berpengalaman serta memiliki pengetahuan mengenai penggunaan sistematika pembelajaraan saat daring pasti mereka akan memperhatikan segala keterbatasan yang dimiliki oleh siswa. Saat ini pun teknologi dinilai mampu diperjuangkan untuk menjadi fasilitator utama dalam memeratakan Pendidikan di Nusantara, dikarenakan teknologi yang mengandalkan kemampuan belajar jarak jauh tidak terlepas dari ruang,waktu, dan jarak. Dengan adanya teknologi ini diharapkan dapat tetap melaksanakan pembelajaran pada daerah-daerah tertentu.

Pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu wabah penyakit yang masuk dan menyebar di Indonesia secara cepat, sehingga dengan adanya wabah ini menyebabkan banyak negara dan termasuk Indonesia terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk menutup tempat pendidikan seperti Sekolah dan Universitas. Disini pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan meliburkan seluruh satuan pendidikan, sehingga disini pemerintah terkait harus mencari alternatif lain agar mereka dapat melaksanakan pendidikan ditengah adanya pandemi Covid-19 ini. Berikut merupakan beberapa rumusan permasalahan yang mungkin akan terjadi :

  • Bagaimana Proses Perubahan Pembelajaran anak Sekolah Dasar selama adanya Pandemi  Covid-19?
  • Bagaiamanakah dampak pembelajaran daring pada siswa Sekolah Dasar?
  • Bagaimaanakah peralihan Pembelajaran dari daring menuju luring pada anak Sekolah Dasar?

Dan ini merupakan Tujuan dari dibuatnya artikel ini

  • Mengetahui Proses Perubahan Pembelajaran anak Sekolah Dasar selama adanya Pandemi Covid-19.
  • Mengetahui bagaimakah dampak pembelajaran daring bagi siswa Sekolah Dasar.
  • Mengetahui bagaimana peralihan Pembelajaran dari daring menuju luring pada anak Sekolah Dasar

Pendekatan pada artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Linclon(Hardiansyah,2012) menyampaikan bahwa penelitian kualitatif  itu lebih ditunjukkan mencapai pemahaman yang mendalam mengenai organisasi atau peristiwa khusus daripada mendeskripsikan bagian pemuka dari sampel besar dari sebuah  populasi. Penelitian kualitatif sendiri merupakan suatu proses  penelitian ilmiah yang lebih dimaksud untuk memahami masalah-masalah manusia dalam kehidupan sosial. Jenis penilitian yang digunakan yakni penelitian deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan secara rinci bagaimana fenomena sosial yang ada.

 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Penelitian berada pada Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur. Pemilihan lokasi berdasarkan pertimbangan peneliti yakni berada pada rumah narasumber.

  Data dan Sumber Penelitian 

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengumpulan data secara primer yang dilakukan dengan wawancara , data sekunder yang diambil dari beberapa jurnal serta buku mata kuliah Psikologi Pendidikan, dan juga sumber tertulis dimana penelitian ini dilaksanakan secara luring.

 Teknik Pengumpulan Data 

Data penelitian dikumpulkan melalui observasi secara langsung , wawancara dan juga dokumentasi. Dalam Teknik Pengumpulan Data ini merupakan salah satu faktor saat kita melaksanakan sebuah penelitian. Bagaimana penelitian kita lakukan dapat berhasil juga tergantung pada data observasi, data wawancara serta dokumentasi yang kita lakukan.

Proses Perubahan Pembelajaran anak Sekolah Dasar selama adanya Pandemi Covid-19. Aktivitas belajar siswa di seluruh dunia ini yang semula baik-baik saja berbanding terbalik saat adanya Virus Covid-19. Kegiatan belajar mengajar yang semula dilaksanakan di Sekolah berubah dialihkan menjadi dilaksanakan di rumah masing-masing. Proses Perubahan Pembelajaran bagi anak SD pun terjadi secara tiba-tiba. Sebab Virus Covid-19 sendiri sangat berbahaya bagi masyarakat, sehingga tidak memungkinkan bagi masyrakat untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Pemerintah pun tidak akan mengizinkan penutupan sekolah apabila Virus Covid-19 tidak menyebar secara luas dan cepat. Selain itu pemerintah juga menekankan perilaku hidup sehat, seperti wajib memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan air sabun, tetap dirumah apabila tidak ada keperluan penting, terutama saat sakit diharuskan untuk berdiam diri di rumah selama 14 hari. UNESCO pun mendukung implementasi program pemerintah mengenai pembelajaran jarak jauh dengan skala besar guna menjangkau siswa saat pembelajaran jarak jauh berlangsung. Dampak dari adanya pandemi Covid-19 ini pemerintah juga meliburkan satuan pendidikan untuk mencegah agar tidak semakin meluasnya penyebaran Virus Covid-19. Selain itu dengan ditutupnya satuan pendidikan  dan dirubahnya sistem pendidikan secara online pemerintah berharap agar masyarakat sementara dapat mengurangi interaksi antar sesama agar tidak terpapar penyakit Corona ini.

Dampak Pembelajaran daring  bagi siswa Sekolah Dasar di era Covid-19. Ada beberapa dampak yang dapat dirasakan peserta didik saat melaksanakan pembelajaran secara daring. Dari data penelitian saya hampir kebanyakan peserta didik menyukai pembelajaran secara daring. Dikarenakan saat pembelajaran secara daring siswa bebas melakukan apa saja di rumah tanpa takut dimarahi serta diatur oleh guru. Selain itu, dengan adanya pembelajaran secara daring ini beberapa siswa mungkin merasa diuntungkan karena dapat memanfaatkan aplikasi yang sebelumnya mereka tidak tahu menjadi tahu. Namun, dengan adanya pembelajaran secara daring ini juga terdapat beberapa kendala yang dirasakan siswa. Salah satunya yaitu masalah paketan atau internet dan juga sinyal. Disini siswa merasa akan tertinggal pelajaran apabila jaringan internet di daerah mereka tidak memadai. Dan juga siswa merasa penjelasan yang dilontarkan oleh guru itu kurang bisa dipahami sehingga mereka sedikit menyepelehkan kegiatan pembelajaran secara online ini karena hal tersebut. Dampak lainnya yakni, apabila siswa tidak aktif bertanya kepada guru atau teman, mungkin mereka akan tertinggal, apalagi bagi mereka-mereka yang kurang pengetahuan mengenai penggunaan IT. Menurut peneliti, sebetulnya pelaksanaan pembelajaran secara daring ini juga dapat berjalan lancar apabila antara kedua belah pihak ini merasa saling membutuhkan. Karena disini, anatara siswa dan guru pun selalu miss komunikasi sehingga hal tersebut juga dapat memicu ketidaknyamanan saat pembelajaran secara online.

Peralihan Pembelajaran dari daring ke luring pada anak Sekolah Dasar. Setelah melewati pembelajaran secara daring dengan waktu kurang lebih 2 tahun lamanya, menginjak tahun 2022 siswa diperbolehkan kembali mengikuti pembelajaran secara tatap muka. Namun disini setiap sekolah menerapkan peraturan yang berbeda. Dari sekolah narasumber saya pun, memperbolehkan siswa siswinya full satu kelas untuk melaksanakan pembelajaran secara tatap muka asal tetap mematuhi protokol kesehatan dan juga ada persetujuan dari orang tua. Namun , ada juga beberapa sekolah yang belum berani melaksanakan pembelajaran secara tatap muka dikarenakan belum ada persetujuan dari orang tua siswa. Menurut saya dengan adanya peralihan pembelajaran ini dapat meningkatkan kembali semangat belajar siswa yang sempat terputus karena berada di zona nyaman daring. Mungkin akan sedikit berbeda penerapannya dengan pembelajaran tatap muka pada awalnya. Namun harus tetap kita syukuri karena telah melaksanakan pembelajaran secara tatap muka lagi setelah vakum kurang lebih 2 tahun lamanya.

Jadi ,perubahan merupakan suatu proses yang dapat memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, salah satunya yakni siswa Sekolah Dasar yang harus melaksanakan pembelajaran di rumah. Pembelajaran dilaksanakan di rumah dikarenakan adanya kebijakan dari pemerintah yang menerapkan kebijakan Social Distancing. Dengan adanya kebijakan ini diharapkan masyarakat dapat menaati dan mematuhi sehingga tidak tertular Virus Covid-19. Dengan dilaksanakannya pembelajaran dirumah pun juga memiliki dampak positif bagi anak-anak yaitu anak-anak bisa belajar dengan bermain. Namun, terdapat pula dampak negatifnya yakni penggunaan teknologi yang kurang merata pada setiap daerah sehingga dapat mempengaruhi berlangsungnya proses pembelajaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun