Lebaran tetap kerja? Kalau saya sih iya, tapi tidak memberatkan saya.
Tetap bekerja meski hari raya barangkali menjadi hal yang memberatkan bagi sebagian besar orang. Tapi hal itu belum pernah saya rasakan. Dalam hal ini masih tetap bekerja saat hari raya Idul Fitri.
Beberapa jenis pekerjaan membuat orang-orang harus tetap masuk kerja meski di hari raya. Misalnya saja tenaga keamanan, tenaga medis, transportasi publik, hingga tenaga lepas atau freelance.
Saat ini saya bekerja sebagai seorang tenaga lepas. Waktu kerja tentunya tidak baku seperti pekerja kantoran ataupun PNS. Bisa bekerja di saat malam, pagi, siang, sore, atau di waktu yang tak terduga sesuai dengan instruksi klien.
Sebelumnya saya pernah bekerja sebagai pekerja kantoran. Meski tak ada karyawan kantor yang bekerja saat hari raya, tentu tenaga keamanannya harus selalu siaga 24 jam. Karyawan dan tenaga keamanan yang berasal dari berbagai agama membuat tak ada masalah dalam bekerja.Â
Ketika hari raya lebaran, ada tenaga keamanan yang beragama Katholik, Protestan, dan Hindu yang bertugas. Ketika hari raya Natal, ada tenaga keamanan yang beragama Islam, dan Hindu yang bertugas. Ketika hari raya Nyepi, ada tenaga keamanan yang beragama Katholik, Protestan dan Islam yang bertugas.
Dari pengalaman saya, dan apa yang saya amati di tempat saya bekerja sebelumnya, keberagaman membuat kewajiban bertugas dan hak untuk melaksanakan perayaan hari raya keagamaan berjalan dengan lancar. Satu dengan yang lain saling melengkapi.Â
Tak habis pikir bila semua karyawan dan tenaga keamanan di tempat kerja saya dulu homogen. Semua beragama Islam, atau Katholik, atau Protestan, atau Hindu. Tentu keamanan tidak bisa menjadi 24 jam. Bila pun demikian, maka harus ada yang berlapang dada untuk tetap bertugas di hari raya, tidak bersama-sama dengan keluarga dan sahabat untuk merayakannya.
Dari hal ini dapat kita ambil pelajaran bahwa awak yang heterogen di dalam perusahaan bukan menjadi suatu hambatan, melainkan menjadi suatu support circle. Istilah "keberagaman membuat kita menjadi kuat dan kaya" bukan omong kosong semata. Keberagaman itu mengisi satu dengan yang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H