Mohon tunggu...
SeverinoLH
SeverinoLH Mohon Tunggu... Freelancer - Active Talker

Digital Media Strategy

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Toxic Relationship: Racun Manis Itu Bernama "Cinta"

20 November 2020   17:37 Diperbarui: 20 November 2020   17:45 6145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: www.unsplash.com/Oziel Gomez

Toxic relationship, sebuah topik yang kian sering menjadi bahan bahasan di dunia maya. Bahasan seputar toxic relationship mencakup banyak hal, seperti hubungan di dalam keluarga, pertemanan, pekerjaan, juga yang paling sering adalah hubungan asmara. 

Dalam artikel ini saya akan lebih memicarakan toxic relationship dalam hubungan asmara. Hal ini dikarenakan toxic relationship asmara menjadi kasus yang lebih sering terlihat oleh masyarakat. Selain itu, hubungan asmara juga sering menjebak seseorang menjadi gila dalam mempertahankan hubungan. Sebuah racun manis yang disebut cinta. 

Di lingkungan pertemanan saya cukup sering saya lihat teman-teman saya terjebak dalam hubungan asmara yang tidak sehat. Namanya juga cinta, katanya membuat orang buta. Seperti kata orang, berbicara atau menasihati orang yang sedang kasmaran adalah kesia-siaan. Ego orang yang sedang jatuh cinta akan dominan menguasai, tak jarang akal sehat tak disertakan. Alih-alih melibatkan akal sehat, emosi menguasai seseorang yang sedang kasmaran. Apapun akan terasa indah pada diri orang yang sedang kasmaran. 

Belum kepentok merasakan sakit dalam menjalani hubungan yang tidak sehat itu, maka omongan kita untuk memberi nasihat dan penilaian objektif tidak akan dianggap. Situasi seperti ini yang sering membuat kita berada pada posisi yang serba salah. Memberi nasihat tapi tak dipertimbangakn, namun mengabaikannya justru seperti membiarkannya berjalan mata tertutup ke arah jurang. 

Langkah yang biasa saya ambil ketika menemukan teman saya berada dalam hubungan yang tidak sehat adalah diam. Diam di sini bukan berarti saya membiarkan begitu saja tanpa ada tindakan lebih lanjut. Saya memutuskan untuk diam terlebih dulu, guna mengamati lebih dalam bagaimana hubungan mereka berjalan. 

Karena bisa saja yang terlalu melakukan penilaian dini terhadap hubungan mereka. Bila sudah menemukan cukup kepastian teman saya berada dalam hubungan yang tidak sehat, tentu saja saya akan mencoba untuk memberikan perspektif saya terhadap hubungannya pada konteks waktu yang pas, tidak sembarang waktu bisa disampaikan. 

Menyampaikan opini kita terhadap hubungan mereka memang perlu memperhatikan situasi. Salah waktu bisa mendapatkan hasil akhir yang tidak diharapkan. Bukannya membuat teman saya menyadari ada yang salah dengan hubungan asmaranya, bisa-bisa dia malah tersinggung dan memusuhi saya. Karena itu, penting dalam memilih waktu, metode penyampaian, serta bahasa yang digunakan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun