Terjun ke bisnis ternak ikan mulai banyak digandrungi. Terlihat dari semakin banyaknya orang-orang yang nyemplung ke ranah bisnis ini. Hal ini juga dipicu oleh meningkatnya permintaan pasar, sebagai contoh yaitu lele.
Meski bisnis ternak ikan menjanjikan omset yang besar, resiko yang besar juga ada. Sebelum memulai ternak ikan, berbagai hal harus disurvei.
Tidak semata-mata hanya bermodalkan pengetahuan seadanya bisnis ini bisa dibuka dengan lancar. Pengetahuan dalam budidaya ikan juga harus dipahami dengan benar.
Sama seperti dalam perkebunan atau pertanian, petani harus tahu tempat potensial untuk menanam. Tidak semua tempat cocok untuk ditanami. Setiap tanaman memiliki karakteristik dan syarat lingkungan tersendiri.
Begitu pula dengan ternak ikan, pemilihan lokasi dan karakteristik lingkungan harus diperhatikan. Misalnya saja kandungan air serta iklim di lokasi. Tempat yang sering terdampak iklim ekstrim, baik itu badai maupun kekeringan sangat berpengaruh. Satu kali badai kencang saja bisa membuat seisi ikan di kolam atau tambak mati semua.
Kemudian berkaitan dengan pasar. Peternak ikan harus melihat ke mana nantinya ikan-ikan ini akan didistribusikan, serta bagaimana bentuk distribusinya.Â
Apakah mentahan, apakah dengan pengolahan terlebih dahulu, dan apakah masyarakat sekitar konsumsi ikannya tinggi. Bila budidaya sudah bagus, tapi tidak didistribusikan, maka tidak akan ada pendapatan. Yang ada justru kerugian karena tidak ada pembeli.
Garis besarnya: lokasi yang tepat, ada pasar, serta distribusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H