Sayup-sayup ku dengar suara biola itu masuk sesela jendela,Â
Memaparkan kesedihan,
Hanyut bersama detak jam dinding,
Telah siap pikiranku menari-nari dalam sengsara,Â
Sial! Kepalaku pun terikut gatal bukan main,
Tak pernah ada yang menggodaku segampang ini,
Nyamuk-nyamuk berdesis disamping telinga,
Padahal aku telah setia pada hening,
Mataku sudah sangat lengket,
Tak rela melewatkan kesenyapan malam,
Haruskah ku salahkan biola itu?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!