Pukul dua belas malam
Berdenting jarum jam di dinding suram
Mataku menolak tuk terpejam
Mengitari gelap gulita temaram
Wajah ikut muram, bak akan ditikam
dengan senjata tajam
Suasana jadi mencekam, aku sedang diancam
Ku terdiam, menyaksikan segerombolan penguni langit silih berdatangan di angkasa
Titik-titik cahaya menyegarkan bola mata
Taburan bintang gambaran kemegahan dunia
Kilauan bulan sabit yang cantik bak panorama
Mengajakku bersenda gurau
Melupa sejenak segala ragu
Penantian kereta kencana melaju
Tanpa malu-malu, pun tanpa terburu-buru
Aku yang menggerutu, enggan diganggu
Mencoba menepis segala risau, demi waktu menggantikan masa laluku yang kacau balau
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H