Warga Amerika mempunyai cara unik menghadapi pandemi. Sejalan mengerikannya penyebaran virus Corona (sekitar 25 ribu kasus/hari) di negeri adi dayaini, penjualan senjata api laris bak kacang goreng.Â
Di sebuah toko bisa meningkat 800 persen, sehingga kehabisan stok senjata dan termasuk amunisi. Entah lelaki, perempuan, tua, muda dari berbagai ras, kulit berwarna, putih, hitam, Asia, India, keturunan Latin, semua bergegas mempersenjatai diri.Â
Apakah warga Amerika sudah sedemikian gila, percaya bahwa virus Corona bisa dibunuh dengan senjata api?
Dilarang tertawa, ini benar-benar bukan cerita fiksi. Militer Amerika sebenarnya sudah mempersiapkan diri bila negeri itu diserang mayat hidup (zombie) dan telah membuat simulasi.Â
Dokumen persiapan itu bernama CONPLAN 8888. Isinya, rencana berperang melawan berbagai jenis zombie, termasuk zombie karena virus/bakteri, luar angkasa, zombie vegetarian, dan bahkan ayam yang menjadi mayat hidup.Â
Dokumen "Kontra Dominasi-Zombe" (Counter-Zombie Dominance) itu dikeluarkan Kementerian Strategis Pertahanan Amerika (United States Department of Defense Strategic Command).
Sepertiga manusia terinfeksi virus Corona kini ada di Amerika. Hal yang nyata ini, mungkin tidak pernah terbayangkan dalam imaginasi fiksi paling liar dalam film Hollywood sekalipun. Total kasus manusia terinfeksi Corona di dunia, hari ini mencapai 1,5 juta jiwa. Sekitar setengah juta, mereka ada di Amerika. Hampir 2 ribu manusia meregang nyawa secara tragis akibat Corona di Amerika, beberapa hari ini.
Kembali ke soal warga memborong senjata api, apakah virus mau dilawan dengan berondongan tembakan? Agaknya warga Amerika belum segila itu. Pembelian senjata api yang massif terjadi karena mereka mengantisipasi bila terjadi kerusuhan.Â
Tampaknya, mereka khawatir bila lockdown dilakukan maka kelangkaan berbagai kebutuhan akan terjadi (termasuk pangan). Mereka takut. Mereka bermaksud melindungi diri. Mereka ingin melindungi diri, keluarga dan harta.
Amerika memang negara aneh. Negara ini maju dan kaya dengan berjubel pemenang nobel, scientist, universitas terbaik dan filantropis besar. Namun, mereka juga memiliki kasus penembakan di sekolah paling banyak di dunia. Senjata dijual bebas. Lobi pengusaha industri senjata, sangat kuat.
Biasanya, setelah terjadi insiden penembakan di sekolah Amerika, maka desakan kebijakan dan kampanye pengendalian senjata akan marak.Â