Manusia adalah binatang.
Ungkapan ini bukan sindiran, ejekan atau hinaan. Tapi secara antropologi, manusia memang binatang yang "berjalan".
Dilansir dari Wikipedia.org:
Manusia (Homo sapiens) merupakan makhluk primata yang sangat cerdas. Manusia merupakan anggota sub-tribe Hominina yang terakhir dan masih satu keluarga (Hominidae) dengan simpanse, gorila, dan orangutan.
Manusia adalah "hewan darat", ditandai dengan postur tegak dan berjalan secara bipedal (dua kaki); memiliki ketangkasan yang tinggi dan terampil menggunakan alat berat dibandingkan hewan lain; menggunakan bahasa terbuka yang lebih kompleks dibandingkan komunikasi hewan lainnya; otak yang lebih besar dan kompleks daripada primata lainnya; serta peradaban yang sangat maju dan terorganisir.
Hal utama yang membedakan manusia dan hewan, yaitu manusia diciptakan dengan memiliki akal. Beda dengan hewan mereka bertindak dan berperilaku berdasarkan naluri (insting) kehewanan mereka. Meskipun juga dalam artikel saya yang lain pernah dibahas ada beberapa hewan itu ada yang lebih cerdas dari manusia.
Akal yang manusia miliki adalah gabungan pertimbangan, pemikiran dan pengambilan keputusan melalui kebijaksanaan hati. (Mind)
Hewan bertindak mengikuti nalurinya, dan mereka tidak memiliki kebijaksanaan dalam berbuat. Meskipun mereka berbuat baik, seperti contoh monyet yang menyelamatkan bayi kucing di jalan.
Pun begitu, manusia masih memiliki sifat dasar hewani yaitu makan, minum dan nafsu seksual (syahwat). Selama masih menggunakan akal sehat, sifat dasar hewani ini tidak akan menguasai kita. Oleh karena nya orang tua dan juga guru harus mendidik anak-anak dengan baik supaya sifat hewani tidak dominan dalam kehidupan manusia.
Dilansir dari belajar syariah, ada beberapa sifat hewan yang buruk bisa menguasai manusia, diantaranya:
1. Srigala