Pembelajaran Kurikulum Merdeka salah satu corenya dengan mengenal potensi diri murid dean sudut pandang berbeda untuk treatmennya. Mengapa diperlukan mengenallikuli potensi peserta didik? Ini berkaitan bagaimana seorang taaruf terhadap bakat dan minat muridnya.Â
Menurut Ki Hajar Dewantara Pembelajaran murid harus sesuai dengan Kodrat Alam, Kodrat Zaman dan Kodrat Sarana, artinya pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman bermakna dan sesuai dengan kemauan dan rasa kesenangan alamiah  anak dalam belajar. Sistem Among lebih dari sekedar memberikan kesempatan seluasnya bagi anak untuk mengembangkan diri namun juga ada dimensi mencurahkan sepenuh hati pendidik untuk melayani dengan kasih sayang agar murid merasa aman, nyaman dan mapan dalam menanggapi stimulus pembelajaran yang diberikan guru.Â
Pembelajaran Diferensiasi sebagai salah satu pendekatan dan aktualisasi pembelajran berpotret dengan kharisma bakat muri memberikan banyak muatan positif untuk menjadi jembatan literasi berproses seorang murid. Salah satu cara yang dapat dicoba untuk mencreate potensi diri murid diawal pembelajaran dengan cara menulis dekripsi diri seorang murid bagaimana anak memandang dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan.Â
Melalui tulisan deskripsi diri ini seorang murid dapat menjadi feed back diri untuk mengenal dirinya sendiri. Sebaiknya tulisan deskripsi diri dikemas semenarik mungkin dengan berbagai macam outline daftar pertanyaaan yang akan mampu mengeksplore kedalaman potensi diri seorang murid. Potensi deskripsi diri seorang murid dapat dimulai di sesi awal pembelajaran , dikombinasikan dengan data pendukung lain yang dapat menggambarkan bakat dan minat murid. Apa kelebihan pemanfaatan jembatan literasi potensi diri murid diawal pembelajaran?Â
Meliputi : konteks dekripsi diri murid lebih natural karena murid diberi kebebasan mengekspresikan siapa diri, minat, pandangan dirinya tentang lingkungan, pembelajaran pribadi lebih menemukan dirinya sendiri dikarenakan proses pengenalan diri ini lebih memuat kapasitas dan kapabilitas dirinya sendiri, hirarki potensi diri lebih tinggi akan dapat dicapai karena mampu mengekspresikan kemana dia akan memulai.Â
Tentunya tidak semua murid mampu mengenali dirinya dengan tulisan karena gaya murid berbeda, ada yang suka dengan berbicara langsung, ada yang suka menulis dengan khas selingkung mereka, Tentu ini menjadi chalange seorang pendidik untuk dapat berbagi komunikasi dengan mereja. Melalui outline-outline daftar pertanyaan akan mampu secara perlahan alam bawah sadar seorang murid mengikuti alur berfikir menulis menggambarkan kreasi pikiran diri. Memang tidak mudah namun kalau hal ini biasa disampaikan ketika proses pembelajaran akan dimulai maka lompatan buah pikir ini menjadi petikan hasil yang luar biasa.Â
Disamping itu proses pembelajaran juga dihabituskan dengan refleksi diri dan refleksi kolaborasi dalam pembelajaran karena dengan terbiasa menuliskan refleksi sebenarnya seorang guru telah menyiapkan gerbang meniti pola pikir peserta didik terhadap sudut pandang mereka. Belajar merupakan sebuah proses, dan berproses sampai titik tertentu menjadi titian muhibah menuju tercapainya pembelajaran yang setara. Karena pada dasarnya semua kembali dan untuk membangkitkan ruh pembelajaran yang menghamba setiap murid.Â
Benar kata KHD sebaik-baik pembelajaran adalah memanusiakan manusia seutuhnya. Petani menanam padi pasti ingin padi tumbuh dan berkembang sesuai dengan habitusnya, dan saatnya memanenpun juga memberikan kebermanfaatan bagi makhluknya. Demikian juga pendidikan bermakna inipun akan menjadi invetasi anak negeri. Maka dengan jembatan literasi potensi diawal pembelajaran akan mendiferensiakan pengalaman dan potendi diri  murid untuk terus berkembang menuju kesuksesannya. Semoga ini menjadi sebuah muhasabah pendidik untuk terus dan terus meningkatkan pelayanan pembelajaran yang bermakna bagi murid.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H