Pembelajaran memberikan energi besar  bagi sebuah kanal pola pikir peserta didik. Seringkali pendidikan masih berpola dengan target tertentu, padahal memberikan alur berfikir dan cara mengambil solusi adalah nilai ekspetasi dari sebuah jalur pembelajaran. Seringkali kita mendengar bahwa pembelajaran dikelas  hanya sebuah rutinitas keadaan, seorang guru dituntut untuk dapat mengubah kelas menjadi bingkai bermacam-macam potensi. Amanat KHD bahwa belajar dan membelajarkan menjadi nilai guna yang tinggi untuk mengiyakan potret dan jati diri seorang murid.Â
Filsafat Among lebih dari sekedar memfasilitasi dan membimbing, namun ada sebuah rangkaian masif bagaimana mengelola diferensiasi peserta didik secara holistik. Ketika dihadapkan pada kegiatan pembelajaran khususnya Pembelajarn Biologi sering kali kita dihadapakn pada legal standing peembalajarn Biologi. Menemukan konsep dan mencreate konsep yang dinamis menjadi salah satu instrument ukuran keberhasilan pembelajaran Biologi. Mengapa perlu kita merumuskan point-point ini karena Pembelajaran Biologi lebih banyak berdekatan konteks kehidupan sehari-hari, maka Seorang Guru Biologi harus berani keluar dari Zona Nyaman, keluar dari Pakemnya.Â
Keluar dari Zona Nyaman bukan berarti berbeda dalam kombinasi cakupan pembelajaran seperti tujuan, capaian, dan profil peserta didik yang ingin dituju. Tetapi lebih bagaimana kita dapat memberikan hal-hal yang berbeda yang inovatif untuk pengelolaan pembelajaran Biologi dikelas. Kelas ibarat tanaman padi yang bisa lakukan untuk pengelolaan yang hebat untuk menghasil hasil padi/outcame nilai pembelajaran yang akan dicapai. Tentunya banyak hal yang bisa kita lakukan agar kita dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan berbagai strategi, model , pendekatan pembelajaran Biologi yang menyenangkan dan ramai.Â
Kadangkala masih ditemukan kendala untuk dapat mengelola pembelajaran Biologi yang beda dari PAKEMNya. Caranya mari dengan menciptakan kreasu kelas yang menyenangkan.Adapun langkah nyata yang dapat kita lakukan, pertama, ciptakan pembelajaran yang kesetaraan, bahwa murid adalah pribadi-pribadi yang unik dan menyenangkan, saling belajar dan membelajarkan antara guru dan murid dalam pembelajaran sehingga iklim pembelajaran penuh dengan mutualism academic learning,kedua, mengajak murid untuk belajar  berfikir kritis dengan umpan balik yang konstruktif positif, semua ide-ide liar tetap terjaga demi sebuah keniscyaan peran aktif murid.
Ketiga, suasana pembelajaran harus dinamis dan berubah dengan mengajak murid mengatur pembelajaran dikelas berbed, tata letak duduk, pergantian kelompok kerja, pengambilan model pembelajaran yang adaptif inovatif dengan mengajak mengksplore potensu diferensiasi murid lebih , ketiga, mengenalkan novelty dan pengembangan materi dengan memberikan pendalam materi dengan lingkup jurnal penelitian, sumber literasi maupun hasil sebuah produk penelitian Biologi yang kompatibel dengan kehidupan sehari-hari.
Keempat mengajak peserta didik sesekali untuk berganti peran sebagai guru, dikajian tertentu bias jadi menjadikan peserta didik sebagai seorang guru akan memberikan impact yang luar biasa untuk membentuk potensi keilmuan murid. Ini bias memberikan nilai tambah kepercayaan didi murid untuk mengembangkan potensi dirinya dan juga  mengimplemnt dimensi gotong royong dalam Kompetensi pelajar Pancasila, kelima mencreate potensi untuk lebih berani mengembakan berfikir sintesis dan menghasilkan sebuah produk keilmuan, caranya dengan lebih banyak memberikan umpan balik pembelajaran yang kritis dan sintesis.Â
Ajak peserta didik untuk menemukenali semua konsep-konsep pembelajaran Biologi dengan mengasosiasikan dengan kejadian, fenomena, viralisme berita supaya mendongkrak alam bawah sadar mereka untuk berpendapat, memberikan solusi dan mengimplementasi. Jika semua perubahan paradigm berfikir kita sebagai agen pembelajaran ini terkonstruktif maka kedepan pembelajaran Biologi akan semakin dapat mengejar hirarki berfikir tinggi Biologi seorang murid dengan analogi menanam Padi dengan Sistem Among Tani menurut KHD menjadi bukti bahwa Pendidikan harus dapat mengenalkan murid sesuai dengan cara mereka bermain dan belajar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H