Mohon tunggu...
Dev Setyawati
Dev Setyawati Mohon Tunggu... -

menulis sebagai sampingan setelah selesai pekerjaan rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Waktu Ibarat Bayang-Bayang

29 Juni 2014   04:54 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di antara tanda-tanda kiamat, adalah waktu yang berjalan secepat kilat. Kita baru tertegun dan baru merasa jika waktu itu hampir atau bahkan telah habis. Perjalanan hidup ke belakang, baru terasa saat ini, sedang yang saat ini kadang kala kurang dihayati.

Seperti bayang-bayang, begitu pula waktu, kehidupan, dan usia kita di dunia. Bayang-bayang benda atau makhluk sejak pagi hingga sore menjelang dan cahaya matahari hilang, lajunya jarang kita perhatikan, tahu-tahu bayangan itu telah hilang karena gelap mulai mendera.

Saat tiba lagi di bulan ramadhan tahun ini, maka yang terpikir adalah ramadhan setahun kemarin dan ramadhan-ramadhan tahun sebelumnya, terasa alangkah cepat berlalunya waktu.

Di saat tua baru merasa, kenapa disia-siakan waktu ketika muda, penyesalan memang selalu datang terlambat, seperti saat melihat bayang sore saat cahaya mentari mulai beranjak ke peraduan malam yang menelan semua sisa cahaya siang.

Karena itu amat benar, bahwa hidup bukan hanya harus dijalani, melainkan harus dihayati. Perpindahan waktu dari detik ke menit, menit ke jam, jam ke hari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, begitu seterusnya, selama masih ada jatah usia.

Penghayatan hanya dapat berguna dan bermanfaat, bila dapat membuktikan bahwa bisa menjadi lebih baik dari saat yang lalu, karena jika tidak, maka penghayatan tak lebih dari sekedar angan-angan belaka.

Maka dengan perenungan dan penghayatan atas ramadhan di tahun-tahun sebelumya yang telah kita lewati, akan berbuah semangat perbaikan atas apa kiranya yang pada waktu lalu banyak kekurangannya untuk diperbaiki pada ramadhan tahun ini, tetapi bukan hanya niat, semangat, dan keinginan saja, melainkan harus dibuktikan melalui amal perbuatan yang nyata.

Saat menyadari kesalahan, artinya Tuhan masih memberikan kesempatan, maka jangan biarkan waktu yang berlalu cepat seperti bayang-bayang, tidak diisi dengan amal perbuatan yang berguna, sehingga usia menjadi sia-sia, yang baru akan disadari tatkala bayang-bayang hampir lenyap diterkam gelap malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun