Mohon tunggu...
Dev Setyawati
Dev Setyawati Mohon Tunggu... -

menulis sebagai sampingan setelah selesai pekerjaan rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ketika Setan Menyuruh Berbuat Baik

29 Juni 2014   14:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:18 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Iblis berkata : "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya” . (Q.S. Al Hijr : 39)

Ada satu kisah mengenai seorang ahli ibadat yang terjebak dalam rumah seorang pelacur yang mempunyai seorang bayi. Agar bisa keluar dari rumah, si pelacur mensyaratkan kepada ahli ibadat itu agar memilih antara : berzina dengannya, meminum khamr, atau membunuh bayi. Si ahli ibadat lebih memilih meminum khamr dengan anggapan bahwa itu maksiat yang paling ringan daripada harus berzina atau membunuh bayi. Namun setelah minum khamr dan mabuk, ahli ibadat itu akibat pengaruh minuman keras, akhirnya berzina juga dengan si pelacur dan membunuh bayinya.

Salah satu kemampuan setan untuk menjerumuskan manusia ke jurang kesesatan adalah menipu manusia dengan menghiasi sesuatu keburukan sehingga dipandang baik di mata manusia.

Mesti teliti terhadap semua godaan dan bisikan setan tersebut, karena saking halusnya, kadang manusia tertipu, menganggap suatu perbuatan buruk sebagai perbuatan baik dan bernilai di hadapan Allah, padahal sebenarnya merupakan perbuatan yang justru dimurkai Allah, namun manusia tertipu.

Setan, dalam hal-hal tertentu bisa saja membisikkan kepada manusia untuk berbuat baik, bahkan kebaikan yang disarankan setan melalui godaan dan bisikan dalam hati manusia itu mungkin lebih dari niat awal seseorang untuk berbuat baik, misalnya ketika seseorang hendak menyumbang pembangunan masjid sebesar 1 juta rupiah, tetapi setan membisikkan untuk menyumbang 10 juta rupiah misalnya,dengan tujuan ingin dipuji sebagai orang yang dermawan, sehingga nilai perbuatan baik tersebut di mata Allah menjadi rusak karena riya dan tidak ikhlas.

Selain cara itu, setan menyesatkan manusia dengan membisikkan kepada manusia yang mempunyai tujuan baik, agar mencapainya dengan cara-cara yang salah. Misalnya seseorang atau kelompok yang mempunyai niat untuk menegakkan hukum-hukum Allah di Indonesia, namun mencapainya dengan cara-cara yang tidak islami dalam bentuk teror bom. Ulama yang bijak pernah mengatakan, bahwa jika teroris mem bom suatu tempat oleh karena di tempat tersebut banyak orang kafir yang bermaksiat, dengan tujuan untuk membunuh orang-orang kafir tersebut, maka tujuan itu serupa dengan tujuan setan, yakni :membuat manusia mati dalam keadaan kafir sehingga masuk neraka.

Setan juga bisa memotivasi seseorang untuk lebih giat dalam beribadah, tetapi maksud setan yang sebenarnya adalah untuk merusak nilai ibadah tersebut. Misalnya ketika seseorang sedang shalat sunat syukrul wudhu, lalu setan membisikkan agar setelah syukrul wudhu ia mengerjakan shalat sunat tasbih, sehingga tanpa disadari shalat syukrul wudhunya menjadi tidak khusyu dan terburu-buru, lalu saat menunaikan shalat sunat tasbih, setan membisikkan lagi agar setelahnya melakukan shalat sunat hajat, sehingga shalat sunat tasbihnya pun menjadi tidak khusyu pula.

Oleh karena itu, untuk menepis godaan dan bisikan setan yang berbungkus sebagai kebaikan padahal hakikatnya adalah keburukan, maka kuncinya adalah :

1.Ikhlas karena Allah dalam beribadah apa pun, baik itu shalat, zakat, sedekah, dll. Tanpa mengharap balasan atau pujian dari manusia.

2.Suatu tujuan dan cita-cita yang baik, harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula, tidak dibenarkan untuk menghalalkan segala cara meski untuk  tujuan mulia.

3.Ketika mengerjakan suatu perbuatan yang baik, harus fokus pada pekerjaan yang sedang dikerjakan, sehingga konsentrasi tidak terganggu dan mendapat hasil yang maksimal. Sebagaimana dinyatakan dalam Surat Al Insyirah ayat 7 : Fa idza fa rogh ta fan shob “bila kamu telah selesai pada satu urusan (yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh), baru lah kamu kerjakan urusan yang lain (dengan sungguh-sungguh pula) “.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun