Dalam sepuluh tahun terakhir ini terjadi banyak perubahan di dunia "kepercayaan" orang Jerman. Buku-buku spiritual/esoterik bermunculan seperti jamur. Ceramah-ceramah dan pertemuan-pertemuan yang mendiskusikannya praktis ada setiap minggu.
Bagaimana dengan kehidupan keagamaannya? Menurut statistik memang banyak orang Jerman yang tidak lagi mengunjungi gereja. Mungkin sebagian karena masalah keuangan. Maklum di Jerman ada pajak gereja. Tapi banyak pula yang sudah tidak puas dengan gereja mereka.
Meskipun demikian, gejala lain memperlihatkan bahwa generasi muda Jerman tidak melupakan agama. Mereka mencari jalan sendiri untuk menjalankan agama atau kepercayaannya sesuai dengan suara hati mereka. Upacara-upacara persekutuan/ukomeni mempersatukan kaum muda Katolik dan Protestan. Mereka tidak mau mempermasalahkan perbedaan-perbedaan antara kedua aliran gereja. Bahkan cara-cara meditasi yang dikenal mereka melalui agama Budha pun dipakai juga sebagai salah satu cara untuk memperdalam jiwa "kekristenan" mereka.
Sementara itu, bagi mereka yang tidak ingin kembali ke gereja akan mencari jalan lain. Agama Budha, terutama agama Budha Tibet, banyak menarik perhatian. Pusat Agama Budha Tibet mempunyai banyak program yang khusus dibuat untuk mereka. Setahun sekali pasti ada hari "open house" (hari yang terbuka untuk umum).
Melihat minat orang banyak akan agama-agama lain selain agama Kristen, Universitas Hamburg pada tahun lalu membuka Akademi Agama Dunia "Akademie der Weltreligion".  Di sana kita bisa berkenalan dengan praktis tentang semua agama besar di dunia. Misalnya, tahun lalu diadakan satu malam perkenalan agama Yahudi dan tahun ini agama Hindu- Budha.
Tema yang menjadi sorotan Akademi Agama Dunia tersebut tidak terikat hanya pada daerah atau negara tertentu. Maka tidaklah heran bila pada tanggal 18 Mei yang lalu Prof. Florian Pohl dari Emery University/Atlanta, USA diundang untuk memberi ceramah tentang pendidikan agama Islam di sekolah Indonesia.
Yang lebih menarik lagi adalah semakin banyaknya orang yang percaya kepada malaikat, terutama untuk penyembuhan, baik penyakit fisik maupun batin. Mereka menganggap malaikat itu diciptakan Tuhan untuk menolong manusia. Oleh karena itu, mereka mengembangkan metode kontak langsung dengan Malaikat untuk mencapai tujuan.  Puncaknya, setiap tahun diadakan kongres malaikat dunia. Maka tidak sulitlah bagi kita membayangkan para malaikat memenuhi langit Hamburg setiap tahunnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H