Mohon tunggu...
Setyawan Dwi Rachmadhan
Setyawan Dwi Rachmadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wajib diisi katanya

ini juga wajib diisi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Transformasi Lampu Jalan di Kota Malang yang Menuai Pendapat Beragam

8 Desember 2023   08:27 Diperbarui: 8 Desember 2023   08:28 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MALANG---Saat malam menjelang, Jalan Ijen di Malang semakin memikat mata dengan kilau lampu hias yang baru dipasang. Sebanyak 214 titik lampu hias kini mewarnai sepanjang jalan, dari Rumah Dinas Wali Kota Malang hingga Gereja Ijen. Namun, keindahan ini tak luput dari pro dan kontra, terutama terkait dengan desain lampu yang menjadi sorotan.

Biaya pengadaan ratusan lampu hias ini dipenuhi melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), yang menjalin kerjasama dengan Pemerintah Kota Malang untuk merevitalisasi Jalan Ijen. Wali Kota Malang, Sutiaji, menyambut baik upaya ini sebagai bentuk sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi swasta.

Pendapat warga terbagi. Melalui komentar-komentar di media sosial, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat merasa senang dengan penambahan lampu hias. Beberapa komentar positif mengungkapkan apresiasi terhadap keindahan tambahan ini, sementara yang lain berharap agar lampu-lampu tersebut tetap awet meskipun terkena cuaca ekstrem.

"Wes tambah apikkk ❤️ kangen malang" kata @yehuda,bs, menyuarakan rasa kangen dan kegembiraan akan perubahan ini.

"Masyaallah bagus. Semoga lampu bertahan lama & tak cepat mati wlpun hujan deras petir menyambar. Amiin" ucap @henyekaset, berharap agar keindahan lampu tetap berlanjut meskipun cuaca tidak bersahabat.

Namun, tak bisa dipungkiri, ada juga kritik terhadap desain lampu yang dianggap tidak selaras dengan identitas Malang. "Gimana yak.. vibesnya jadi turun loh, kurang suka sama desain lampunya. Ngeplek kek Jogja.. bisa gak ya pas tiang lampunya ngunu dikemas budaya, kayak bisa desain gunungan wayang, atau yang berhubungan dengan malang kota gitu," ungkap @aprilia_nuza, menyoroti kekhawatiran akan hilangnya ciri khas budaya Malang.

Kritik juga datang dari @perdamentaa, "Tidak semua yang dikasih lampu antik dan kursi itu jadi estetik. RIP IDENTITAS MALANG," menyampaikan keprihatinan atas potensi hilangnya identitas Malang akibat desain lampu yang dianggap tidak estetik.

Dalam polemik antara apresiasi dan kritik ini, waktu akan memberikan jawaban. Bagi sebagian, lampu hias di Jalan Ijen adalah sentuhan indah yang memberikan kehangatan malam. Bagi yang lain, tantangan tetap ada untuk menjaga keselarasan antara modernitas dan nilai-nilai tradisional kota Malang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun