Mohon tunggu...
Arum Sato
Arum Sato Mohon Tunggu... content writer -

pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Di Jakarta, Air Sungai Menjadi Air Minum Berkat Teknologi Biofiltrasi

18 November 2016   23:24 Diperbarui: 25 November 2016   14:53 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah dua diantara tiga bak pengolahan air di Instalasi Pengolahan Air Taman Kota. Di sinilah air sungai dari Cengkareng Drain diolah menjadi air bersih siap konsumsi. Instalasi ini berkapasitas 150 liter per detik. Foto: Arum sato

Air adalah salah satu komponen penting bagi kehidupan. Hampir 80 persen tubuh kita terdiri atas air. Kita bisa menahan rasa lapar, namun kita tidak bisa menghindar dari rasa haus. Itulah sebabnya, air adalah bagian penting dari kehidupan.

Pada minggu lalu, 03 November 2016 tepatnya, saya bersama beberapa kompasianer berkunjung ke salah satu pengolahan air bersih di Jakarta dalam rangka Kompasiana Visit bersama Palyja: Optimasi Instalasi sebagai Solusi Defisit Air Bersih Jakarta. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Taman Kota menjadi tujuannya. Namun sebelum kesana, kami berkumpul terlebih dulu di IPA Pejompongan I. Di IPA Pejompongan I, kami di beri pencerahan tentang apa Palyja beserta peran dan tugasnya. Hadir di IPA Pejompongan I kala itu Budi Susilo, Direktur Customer Service Palyja, Meyritha Maryani, Kepala Divisi Corporate Communications dan Social Responsibility Palyja serta Emma Nedi, Kepala Department Produksi Palyja.

Meyritha Maryani, Kepala Divisi Corporate Communications dan Social Responsibility Palyja saat mempresentasikan teknologi Palyja kepada kompasianer di Instalasi Pengolahan Air Pejompongan I, Jalan Penjernihan II, Pejompongan, Jakarta. Foto: Arum sato.
Meyritha Maryani, Kepala Divisi Corporate Communications dan Social Responsibility Palyja saat mempresentasikan teknologi Palyja kepada kompasianer di Instalasi Pengolahan Air Pejompongan I, Jalan Penjernihan II, Pejompongan, Jakarta. Foto: Arum sato.
Sekilas Mengenai Palyja

PT PAM Lyonnaise Jaya atau PALYJA merupakan operator penyedia air bersih di Jakarta bagian barat Sungai Ciliwung. PALYJA adalah bagian dari SUEZ Environment (Perancis) dan PT Astratel Nusantara (divisi infrastruktur dari Astra). Dibentuk pada tahun 1997 dengan tujuan untuk mengolah dan menyediakan air bersih untuk masyarakat Jakarta bagian barat. Untuk masyarakat Jakarta bagian timur dilayani oleh Aetra.

Palyja memiliki 4 instalasi pengolahan air, yaitu: IPA Pejompongan I & II, IPA Cilandak dan IPA Taman Kota. IPA Taman Kota adalah yang terkecil dari IPA lainnya dari jumlah kapasitas air bersih yang dihasilkan, yaitu 150 liter per detik. Sedangkan IPA Cilandak mampu memproduksi sekitar 400 liter per detik. Yang paling besar adalah IPA Pejompongan II dengan kapasitas produksi 3.600 liter per detik. Sedangkan di IPA Pejompongan I dengan kapasitas produksi 2.000 liter per detik.

Selain memiliki 4 instalasi pengolahan air baku menjadi air bersih, Palyja juga memiliki 2 tempat penampungan air bersih sementara atau disebutnya Distribution Central Reservoir (DCR). Ada 2 DCR yaitu: DCR 4 Kebun Jeruk dengan kapasitas 2.000 liter per detik dan DCR 5 Lebak Bulus dengan kapasitas 1.000 liter per detik.

Selain itu, juga terdapat sebuah instalasi pengolahan air sungai menjadi air baku di Kanal Banjir Barat, dengan kapasitas 550 liter per detik.

Jakarta dan Air Bersihnya

Jakarta adalah kota yang memiliki banyak air.  Ada 13 sungai yang mengaliri Jakarta. Bayangkan, betapa melimpahnya air yang tersedia, yang bisa digunakan sebagai sumber air bersih. Saat ini sekitar 10 juta orang tinggal di Jakarta. Ironinya, semakin bertambah jumlah penduduk Jakarta, tak membuat sungai di Jakarta semakin terjaga. Penduduk semakin banyak, sungai pun semakin tak layak. Miris!

Dari 13 sungai yang melewati Jakarta, hanya dua sungai yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber air bersih. Itu pun kondisi ke-dua sungai tersebut dari tahun ke tahun semakin menurun. Dua sungai tersebut yaitu Sungai Krukut dan Sungai Cengkareng drain. Sungai Cengkareng Drain merupakan anak sungai dari Kali Pesanggrahan. Dua sungai ini hanya mampu menyumbang 5,7 persen saja dalam operasional pengolahan air bersih Jakarta.

Ini adalah potret air selokan di sekitar Stasiun Taman Kota, dan selokan di Jakarta pada umumnya. Limbah dari rumah tangga umumnya langsung menuju selokan. Bisa dilihat limbah detergent/sabun dari buih dalam selokan tersebut. Dalam sehari, berapa kali pipa limbah tersebut mengalirkan air sabun? Dan itulah fakta yang terjadi hampir pada setiap selokan yang ada di Jakarta, yang semua bermuara ke sungai. Foto: Arum Sato
Ini adalah potret air selokan di sekitar Stasiun Taman Kota, dan selokan di Jakarta pada umumnya. Limbah dari rumah tangga umumnya langsung menuju selokan. Bisa dilihat limbah detergent/sabun dari buih dalam selokan tersebut. Dalam sehari, berapa kali pipa limbah tersebut mengalirkan air sabun? Dan itulah fakta yang terjadi hampir pada setiap selokan yang ada di Jakarta, yang semua bermuara ke sungai. Foto: Arum Sato
Untuk bisa memenuhi kebutuhan air bersih warga Jakarta, selanjutnya Palyja mengimpor atau membeli air baku dari Waduk Jatiluhur, di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Pasokan air baku dari Waduk Jatiluhur ke Jakarta saat ini mencapai 62,5 persen atau 19.000 liter per detik. Instalasi Pengolahan Air (IPA) Serpong “menyumbang” 31 persen, dan IPA Cikokol 0,8 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun