Mohon tunggu...
Setyani Alfinuha
Setyani Alfinuha Mohon Tunggu... -

Alumni ISHS 3 Kediri | Psikologi UIN Maliki Malang '13\r\n13410056

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sikap Menuju Negara Maju

25 Desember 2015   13:02 Diperbarui: 25 Desember 2015   13:20 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi negara maju, tentu menjadi dambaan bagi semua negara di dunia, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Negara maju disebut-sebut sebagai negara yang memiliki pendapatan per kapita tinggi, kegiatan ekonominya berpusat pada sektor industri dan jasa, memiliki tingkat pengangguran dan laju pertumbuhan penduduk yang rendah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, serta senantiasa menjunjung tinggi kedisiplinan, kesetaraan gender, dan menghargai waktu.

Indonesia, sebagai salah satu Negara berkembang di dunia, tentu juga mendambakan untuk dapat menjadi negara maju suatu saat nanti agar penduduknya lebih sejahtera. Terdapat beberapa sikap yang harus dikembangkan untuk menjadi Negara maju. Sikap itu sendiri dapat diartikan sebagai pikiran dan perasaan yang mendorong seseorang untuk bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Maka dari itu, mengembangkan beberapa sikap yang mendukung tercapainya menjadi Negara maju sangat penting untuk dikembangkan. Sikap tersebut antara lain, pertama, sikap cinta terhadap tanah air. Apabila sikap ini dikembangkan maka sikap cinta terhadap tanah air ini dapat menjadikan spirit tersendiri bagi penduduk Indonesia untuk lebih mencintai produk lokal dan terus berupaya untuk berinovasi mengembangkan produk lokal.

Kedua, sikap kreatif dan terbuka terhadap hal baru juga sangat penting dikembangkan. Tanpa sikap kreatif dan terbuka terhadap hal baru, inovasi-inovasi serta ide-ide kreatif mustahil muncul. Kita dapat mengembangkan sikap kreatif ini sejak dini, misalnya ketika anak ditanya apa kegunaan dari pensil dan kita memberi kebebasan padanya untuk menjawab. Apabila umumnya pensil hanya digunakan untuk menulis, tetapi ketika si anak menjawab bahwa pensil digunakan untuk menggaruk kepala misalnya, kita tidak boleh melarang atau menyalahkan si anak tersebut untuk mengembangkan kemampuan kreatifnya.

Ketiga, sikap disiplin dan menghargai waktu sangat penting dikembagkan untuk menjadi negara maju. Hal ini dikarenakan mustahil sebuah negara menjadi negara yang besar tanpa memiliki sikap disiplin dan menghargai waktu. Sikap disiplin dapat dikembangkan melalui lingkungan keluarga, pendidikan maupun masyarakat. Keempat, sikap pantang menyerah. Untuk menjadi negara maju, sikap pantang menyerah juga tidak kalah pentingnya. Hal ini dikarenakan untuk menjadi negara maju, kita harus berproses dan tidak selamanya dalam proses menuju negara maju selalu menyenangkan. Terkadang pasti ada hal yang menyakitkan, maka dari itu kita harus mengembangkan sikap pantang menyerah untuk mencapai negara maju.

Kelima, sikap yang terakhir yang harus dikembangkan untuk menjadi negara maju adalah sikap saling menghargai dan menghormati. Meskipun terlihat sepele, tetapi sikap saling menghargai dan menghormati ini sangat penting karena tanpa adanya sikap saling menghargai, perpecahan atau permusuhan antarsesama warga negara bisa saja terjadi sehingga memicu konflik internal. Apabila dalam suatu negara terjadi konflik internal, maka hampir dapat dipastikan bahwa negara tersebut tidak akan menjadi negara maju. Terlepas dari semua sikap yang telah penulis jabarkan sebelumnya, sebenarnya untuk menjadi negara maju sangat mudah, selama ada kerja sama yang kooperatif antara warga negara dan pemerintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun