Mohon tunggu...
Setyani Alfinuha
Setyani Alfinuha Mohon Tunggu... -

Alumni ISHS 3 Kediri | Psikologi UIN Maliki Malang '13\r\n13410056

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manusia; Perspektif Islam

8 Mei 2014   19:18 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Manusia merupakan makhluk yang paling kompleks dna unik. Jika kita membahasa tentang manusia, khususnya kedirian manusia, tentu kita tidak akan kehabisan permasalahan untuk dibahas. Manusia diberi akal oleh Allah dan dengan akal tersebut, manusia akan berpikir. Dengan berpikir, manusia akan mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Menurut Murtadlo dalam buku karangan Kamaluddin (2012, p. 141), manusia adalah makhluk serba dimensi. Pertama, secara fisik hamper sama dengan hewan yang membutuhkan makan, minum, dan berkembang biak. Kedua, manusia memiliki sejumlah emosi, yaitu memperoleh keuntungan daripada kerugian. Ketiga, manusia mempunyai perhatian terhadap keindahan. Keempat, manusia mempunyai dorongan untuk menyembah Tuhan. Kelima, memiliki kemampuan dan kekuatan yang berlipat ganda karena dikaruniai akal, pikiran, dan kehendak.

Di dalam surat As-Sajdah ayat 7 – 9 diterangkan bahwa setelah manusia sempurna dalam pembentukan, Allah meniupkan roh ke dalam tubuh manusia dan Allah menjadikan pendengaran, penglihatan, dan hati (qolb). Al-Qur’an menunjukkan bahwa manusia tersusun dari unsure materi dan imateri; jasmani dan rohani. Tubuh berasal dari tanah, dan roh berasal dari substansi imateri alam gaib. Sehingga tubuh akan kembali ke asalnya yaitu tanah sedangkan roh akan kembali ke asalnya yaitu alam gaib.

Mustafa Zahri dalam buku karangan Kamaluddin (2012, p. 141) mengatakan bahwa unsure-unsur imateri yang ada pada diri manusia adalah sebagai berikut ini.


  1. Roh adalah pemberian hidup dari Allah kepada manusia. Manusia tidak diberi ilmu yang mendetai tentang roh, baik bentuk maupun warnanya, karena roh adalah rahasia Allah dan manusia hanya diberi ilmu sedikit tentang roh.
  2. Hati (qalb) adalah tempat tersembunyi yang dianugerahkan kepada manusia. Hati merupakan sentral kebaikan dan kejahatan walaupun hati lebih cenderung pada kebaikan.
  3. Akal adalah pemberian Allah yang paling sempurna. Dengan akal, manusia dapat mempelajari alam semesta. Akal mendorong manusia untuk terus menggali ilmu pengetahuan, dan diharapkan manusia akan mampu mengemban amanah sebagai khalifah Allah.
  4. Nafsu adalah kemauan atau kehendak yang ada di dalam diri manusia. Nafsu dapat juga dikatakan dorongan manusia untuk berbuat sesuatu. Biasanya nafsu selalu cenderung pada keburukan karena sifat ini dipengaruhi oleh godaan setan. Akan tetapi, jika nafsu dapat dikendalikan, manusia akan memperoleh kebaikan. Misalnya, manusia yang selalu ingin makan enak apabila tidak bisa mengendalikan rasa laparnya, ia akan kekenyangan, tetapi apabila dapat mengendalikan rasa lapar tersebut, ia tidak akan kekenyangan.

Islam sebagai agama samawi paling belakangan muncul juga menawarkan pandangan tentang manusia. Manusia dalam bahasa Arab disebut An-Nas atau Al-Insan. Kata ini dalam Alqur’an disebut sebanyak 60 kali. Konsepsi Islam menyatakan bahwa insan (manusia) adalah makhluk terbaik (insan kamil) yang pernah diciptakan oleh Allah di atas permukaan alam ini (Latief, 2006, p. 17). Keungguan dan keistimewaan manusia dalam perspektif Islam seperti yang dijelaskan tersebut merupakan sebuah anugerah sekaligus tanggung jawab yang besar. Sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna diantara makhluk-makhluk yang lain, manusia juga ditugaskan sebagai kholifah (pemimpin) di muka bumi ini. Maka dari itu setelah kita mengetahui sempurnanya hakikat manusia dalam perspektif Islam, kita harus selalu berusaha memperbaiki diri untuk menjalani tugas sebagai kholifah di muka bumi ini dengan maksimal.

Muthahhari (1995, p. 117) menjelaskan bahwa manusia adalah khalifah Tuhan di Bumi, manusia merupakan makhluk yang mempunyai inteligensi yang paling tinggi,manusia dalam fitrahnya memiliki sekumpulan unsur surgawi yang luhur, manusia memiliki kesadaran normal, jiwa manusia tidak akan pernah damai kecuali dengan mengingat Allah, segala bentuk karunia duniawi, diciptakan untuk kepentingan manusia, Tuhan menciptakan manusia agar mereka menyembah-Nya, manusia tidak dapat memahami dirinya, kecuali dalam sujudnya kepada Tuhan dan dengan mengingatnya, setiap realitas yang tersembunyi akan dihadapkan kepada manusia semesta setelah mereka meninggal dan selubung roh mereka singkapkan, manusia tidaklah semata-mata tersentuh oleh motivasi dunia saja.

Sumber:

Kamaluddin, U.A., (2012). Filsafat Manusia; Sebuah Perbandingan antara Islam dan Barat. Bandung: CV Pustaka Setia.

Latief, J.A. (2006). Manusia, Filsafat, dan Sejarah. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Muthaharri, Mutdtadha. (1995). Perspektif Al-Qur’an tentang Manusia dan Agama. Jakarta: Mizan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun