KEDASIHMU AKAN TERBANG LAGI
By. Setyagi AM
Gelegar petir menyambar-nyambar
Malam terang sekejab oleh kilat yang menjilat-jilat
Gemuruh  guntur meruntuhkan langit-langit
Malaikat turun menyambut roh suci untuk menghadap Ilahi
Semuanya dari sebelah timur dan nampak jelas disebrang barat lautan
Sang Kedasih tak kuasa menahan pedih dihati
Hanya bisa mendengar dan memandang sambil bertengger diatas pohon yang tinggi
Dia kepak-kepakan sayapnya, terbang hanya sejengkal
Tak bisa kemana-mana, berjuang mengepakan sayap lebih kuat
Hanya sang bayu yang dapat menghembus
Berhembus menembus daratan dan lautan
Berjuang melewati kutaraja dan padesan
Tak berhenti, siang dan malam untuk terus berjalan
Entah kapan akan berhenti untuk mencium bau melati
Tiba di tanah air, hanya batu nisan yang ada
Hening sepi sendiri bagai burung kedasih disebrang sana
Tak ada bau melati yang ada kamboja berserak disana-sini
Dikumpul untuk persembahan
Walau tak seharum melati, tapi kambojaku semoga sampai disurgamu
Hanya baru itu kuatku memungut yang ada di halamanmu
Entah Kedasihmu ini bisa jadi garuda
Atau menjadi layu dirundung senja
Tak ada laku yang menyerah apalagi putus asa
Membumbung tinggi harapan
Suatu saat nanti kedasihmu akan terbang lagi
Bandarjaya, 25 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H