Pak Seno adalah seorang pengusaha pengaspalan jalan. Pak Seno menginginkan nasibnya dapat menjadi orang terkaya didaerahnya. Maka Pak Seno, sering keluar masuk kantor pemerintahan untuk melobi kesana kemari agar mendapatkan proyek pengaspalan jalan di daerahnya.Â
Segala cara dilakukan Pak Seno untuk mendapatkan proyek, dari memberikan suap, memberikan hadiah-hadiah pada pejabat daerah, memberikan hiburan-hiburan pada pejabat-pejabat yang berwenang memberikan proyek. Dengan cara yang dilakukan Pak Seno, proyek pengaspalan jalan di kota itu 80% masuk ke Pak Seno semua. Tidak ada yang berani mengkritik Pak Seno, karena siapa yang mengkritiknya akan diancam.
 Akhirnya Pak Seno dapat menjadi orang terkaya di kotanya. Hidupnya berhasil dengan kemewahannya. Hingga Pak Seno terkena penyakit stroke. Pak Seno sudah berobat kemana-mana untuk memulihkan penyekitnya, sampai berobat keluar negeri. Tapi penyakitnya tidak kunjung sembuh. Biasa yang telah dikeluarkan untuk mengobati penyakitnya sudah tidak terbilang lagi.
Pada contoh pertama, Pak Fadlu menginginkan menjadi pejabat negara, tetapi sikap mental yang dilakukan dalam kesehariannya omdo (omong doang). Sikap ini tidak sesuai dengan pekerjaan sebagai pejabat negara yang harus ada realita pembangunan, sehingga ketika orang-orang menjadi tahu bahwa Pak Fadlu sikap mentalnya cuma omong doang, tidak ada orang yang mau mengangkat dia menjadi pejabat. Jadi nasib Pak Fadlu untuk menjadi pejabat tidak kesampaian.
Pada contoh kedua, Pak Seno menginginkan nasibnya kedepan menjadi orang terkaya di kotanya, tetapi sikap mental yang dilakukan Pak Seno suka memberikan suap pada pejabat agar mendapatkan proyek. Dan apa yang dilakukan Pak Seno, memang memberikan hasil proyek, bahkan orang-orang yang mengkritiknyapun juga di ancam.Â
Dengan sikap mental itu Pak Seno dapat menjadi orang terkaya, tapi tidak berapa lama sakit dan hartanya habis untuk berobat. Jadi Nasib Pak Seno sebenarnya juga tidak kesampaian untuk menjadi orang terkaya, dengan menggunakan sikap suka menyuap dan suka mengancam itu, karena Pak Seno juga tidak pernah bisa merakan kekayaannya akibat sakit.
Jadi hendaklah kita memegang teguh sikap mental positif, karena dengan sikap mental positif akan memberikan nasib yang positif juga pada hidup kita.
By. Setyagi AM
Bandarjaya, 28 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H