Menyusupi sengatan mentari siang, engkau melangkah
Menyanggupi berkelana hingga penghujung malam
Sembari mencari jati dalam diri nan bertuah trenyuh mengesak,
namun syukurmu tak lupa terluap begitu dalam
Fatamorgana jelas menutupi labuhan pandangan
Pesonanya indah tertahan bersama sebuah kerinduan
Menyingkap tabir hingga sanubarinya meronta
tiada dugaan sejenak terobati dengan rekahnya mawar dilimbangan
Sanubari berdegup, runut detaknya
Membentuk suatu irama rindu yang menjelaga
Semakin merdu berbaris rapi dilaungan jiwanya
menjadikan gumpalan asmaradana dalam kesatuan cerita cinta
Duhai insan yang hatinya selalu diliputi Syukur atas Tuhannya
Diri ini hanya bersama secebis rasa
Mengharapkan sang bunga tak jua layu disengatan masa silamnya
Menancapkan didalam sanubari kembara
Untukmu, sebuah kerinduan
Semoga tak lama berada dalam lingkupan gundah
Lagu hati membentuk irama, namun tak dalam kesilapan
Menimbang rasamu, hingga siang dinanti, malampun dalam mimpi
Diantara waktu dan usia yang kian tandus
dan debaran yang semakin menggelora
Maruah takkan memisahkan dan tak jua menghunus
dan putaran waktu tak merubah hatiku padamu
Nantikan kita dipenghujung waktunya
Tertulis untukmu,
wahai insan dalam sebuah kerinduan
Semoga segera dipertemukan :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H