Sholawatan
Senja menghampiri malam, sholawat mulai bergema, sampai pukul sepuluh malam masih mengalun. Speaker masih melantunkan suara-suara menggema, mengagungkan namaNYA dan bersholawat atas kekasihNYA.
Check Sound
Gemuruh suara sound system didepan kos dengan cek sound khasnya sudah mulai berdendang. Rupanya sudah dipersiapkan dengan matang untuk menyambut acara esok hari.
12 Rabi’ul Awal 1435 H
Dendangan lagu dangdut mengalun bertalu-talu sedari hari masih gelap. Persiapan untuk acara Maulud Nabi yang jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awal 1435 H sudah dilakukan dengan rapi. Serangkaian acara disusun untuk menyambut hari kelahiran Nabi tersebut, ada jalan sehat, turnamen futsal dan sebagainya. Tidak kalah seperti acara 17 Agustusan, peringatan hari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Jalan Sehat, Goyang YKS dan Goyang Oplosan
Start jalan sehat dimulai dari depan rumah pak RT alias depan kos dimana saya tinggal. Keramaian tidak bisa dipungkiri, jika satu RT sudah berkumpul seperti ini. Ibu-ibu, Bapak-bapak, Remaja sampai dengan anak-anak tumpah ruah dalam satu acara seperti ini.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan pagi, finish jalan sehat pun kembali ramai. Lagu dangdut kembali didendangkan sembari menunggu semua warga berkumpul. Lagu dangdut seketika berhenti, pembacaan undian dengan hadiah yang sudah bertengger didepan panggung pun dimulai. Satu per satu nomor undian dibacakan oleh panitia, seketika bersorak kegirangan bagi yang nomor undiannya disebut. Hadiah demi hadiah diberikan kepada sang pemenang, seketika tepuk tangan warga pun ikut memeriahkan suasana.
Ditengah pembacaan nomor undian dan pembagian hadiah, lagu dangdut kembali di play untuk mencairkan suasana. Lagu yang diputar kali ini merupakan genre yang tak asing lagi ditelinga. Ya, lagu dangdut yang dulunya hanya dibawakan oleh penyanyi lokal, terutama Jawa Timur, melejit setelah Soimah membawakan di salah satu stasiun televisi swasta itu. Setelah musik yang membuat khalayak bergoyang Yuk Keep Smile, satu lagi andalan mereka yaitu goyang oplosan, jempalitan mereka berjoget keasyikan.
Pedagang kaki lima
Tampak di sudut kanan dan kiri, penjual makanan kecil seperti gorengan, minuman, sampai makanan khas seperti tahu campur dan rujak cingur gerobak berjajar rapi menjajakan dagangan mereka. Mereka pun tak mau kalah pagi dengan warga RT/RW. Lumayan, mumpung ada acara, cukup laris manis dikerubuti pembeli mulai dari anak-anak sampai orang tua yang ikut pada acara tersebut. Senyum sumringah sembari melayani pesanan pembeli, ada juga yang agak cemberut karena tingkah pembelinya yang cerewet, tidak sabar menunggu apa yang ingin mereka beli.
Pemblokiran Jalan
Setengah sembilan, belum juga bisa keluar lewat gerbang kos. Seperti biasa jalanan tidak luput dari pemblokiran, rupanya didepan gerbang kos masih berderet, berjejer ibu-ibu yang masih menunggu nomor undian mereka dibacakan. “Halah, jalan punya negara saja”, kata salah seorang warga yang sedang membereskan sound system sehabis acara selesai. Baru pukul sembilan lebih, jalan sudah mulai agak lengang, peserta sudah mulai pulang ke rumah masing-masing, tak jarang juga ada yang masih ngetem di warung kopi atau rumah tetangga.
The Momment of,...
Saat-saat berkumpul satu RT bahkan satu RW seperti ini jarang ditemui kalau tidak karena ada acara yang dapat menjadikan mereka rela duduk-duduk lesehan ditengah sampai pinggiran jalan seperti pada pagi ini, bahkan tahun baru kemarin pun tak kulihat suasana seperti ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H