Bertengger pada satu bahasa
 Terkias dalam bait-bait indah namun menyakitkan
 Mungkin untukmu itu hal biasa
 Niatan memanja dan menyanjungkan
 Berbanding terbalik dengan rasa dijelaga
 Sendu bak sembilu mulai menyayati
 Bak bilahan pisau yang tajam dengan kilau cahayanya
 Seolah menghunus rasa itu dan kembali
 Menyibak aroma temaram senja
 Lingkup dihatinya sungguhlah durja
 Menahan kesakitan yang tiada tara
 Kata tergores tanpa ia sengaja
 Dan kau tiada satu detikpun menyadarinya
 Bahwa luka akan membentuk bekas
 Membekas sampai entah ia bersemayam didalamnya
 Luka, mengapa kau begitu buas
 Melucuti kedalaman hati
 Mencabik-cabik hingga membentuk angkara
 Tanpa kau rasa sekali lagi
 kias rayumu hanyalah membuat luka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H