Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demam Pertalite, ITS Meriang Petrolida

27 April 2015   15:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:38 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahad siang, 26 April 2015 sekelompok Mahasiswa Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) berbaris rapi didepan pintu Supermarket (Kopontren Hidayatullah) Sakinah, Jl. Arief Rahman Hakim no. 32 Surabaya. Di depan barisan mereka terbentang spanduk ukuran sedang dengan tulisan yang intinya tentang fenomena Bahan Bakar Minyak jenis premium yang akan hapus dan diganti dengan bahan bakar bernama Pertalite yang nilai oktan lebih besar dibandingkan dengan Premium.

Harga Pertalite juga lebih mahal dibandingkan dengan Premium. Katanya, Pertalite lebih ramah lingkungan. Namun, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro menyebutkan, harga BBM jenis Pertalite lebih ekonomis. Entah ekonomis dibandingkan dengan BBM jenis yang mana.

Barisan Mahasiswa yang terdiri dari putra dan putri tersebut memberikan kuesioner mini kepada pengunjung. Isinya mengenai pendapat pengunjung selaku rakyat indonesia atas penghapusan BBM jenis premium dengan pertalite. Macam-macam jawaban yang diberikan pengunjung saat diwawancara beberapa dari mahasiswa tersebut. Setelah ditanya tentang pendapat, pengunjung yang berkenan boleh menuliskan pendapatnya diatas spanduk yang dibentangkan tak lupa umtuk membubuhkan tanda tangan sebagai tanda partisipasi menolak/setuju terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

Selama kepemimpinan presiden Jokowi dan Jusuf Kalla, memang sepertinya masalah BBM yang sering menjadi sorotan tajam. Mulai dari berapa lama setelah dilantik sudah menaikkan harga BBM. Akibatnya berimbas pada kenaikan kebutuhan hidup lainnya. Lonjakan harga terjadi dimana mana. Penurunan terhadap kualitas juga tak dapat dielakkan dikarenakan adanya penekanan terhadap biaya produksi dan biaya lainnya.

Dan sekarang yang sedang tenar adalah penghapusan Premium yang akan diganti dengan Pertalite. Sebagai masyarakat awan menyebut Premium adalah bensin, nah, nanti jika sudah meluncur, kira-kira apa ya penyebutan untuk Pertalite?

Menurut Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Pertalite Ron 90 sama dengan premium yang ditambah blending component bernama High Octane Mogas Component (HOMC). HOMC + bensin kualitas rendah alias Premium 88 + HOMC menjadi Pertalite 90. HOMC berupa metallic octane booster. Jadi, intinya, Pertalite Ron 90 adalah Premium 88 ditambah Octan Booster?

Bagaimana? Kita tunggu saja waktu kucurnya :)

Mahasiswa dengan semangatnya "mendemo" atau turun aksi menyampaikan aspirasi rakyat. Suaranya sudah lantang terdengar jika sudah turun ke jalan. Apa penghapusan premium juga akan dipertimbangkan oleh pihak atas (Pemerintah). Yang jelas, Vice President Corporate Communication Pertamina (Persero) sudah menyebutkan bahwa akhir bulan ini, Pertalite akan segera dikucurkan ke setiap SPBU.

Sebagai Mahasiswa yang bertekad membela rakyat, tentu saja tidak bisa dengan "gembar gembor" semata. Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya terus melakukan riset tentang teknologi, energi dan bahan bakar yang ramah lingkungan. Salah satu even tentang pemberdayaan energi bahan bakar minyak dan gas yang ramah lingkungan, Petrolida.

Harapan untuk setiap peristiwa yang terjadi, khususnya tentang bahan bakar minyak, pemerintah lebih mempertimbangkan perkara tersebut hanya untuk kemaslahatan rakyat. Mengingat "Kekayaan alam negara digunakan sebesar-besar kemakmuran rakyatnya". Untuk presiden, berkacalah kepada pemimpin panutan dunia, Para nabi, Khalifah dan para pemimpin yang "berhasil" memakmurkan rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun