Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Epilog Cinta di Pesona Senja

28 Februari 2014   01:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meletup letup suara air nan mendidih
Meninggi suhu diatas ratanya
Melambung, meraung dan tidak berpengalih
Terbagi atas noktah pada asalnya

Merangkul cerita dalam lingkup pesona
Merah menawan menjadi satu kesatuan
Menghimpun hati yang tiada berlawan dengan hiruk pikuknya asa
Tak membelenggu rasa yang elok bukan dalam sekejap hitungan

Terpaku pada sang elegi di ufuk senja
Memerah dan membuncah menuju cahaya berbalik malam
Merunduk, bertalu talu dengan gemuruh hati berjenggala
Mewarna, serentak pelangi melengkung memeluk indahnya alam

Aku, dengan pualam cintaku
Terhujam atas dirimu dalam selendang pesona yang bersemampir
Terukir ditengah gundah dan merdu bersama hatiku dan hatimu
Semburat terdispersi didetik detik buncah rasa yang selalu bergelagat dan hadir

Duhai cintaku, ringan pesona tertebar atas rona
Berpadu dalam liuk redam aura, membawa hadirnya kasih dalam buaian
Rindu, akan selalu menghiasi, beriring dengan pagi dan dendangan merdunya
Menelusup kejiwa yang tercurah dalam belaian

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun