Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Maybe, Mayday,...

8 Mei 2014   18:00 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Katanya,
dirinya sedang bersedih
kenapa?
Hatinya mulai tergoda akan pesona seorang gadis
yang sering lewat berbolak-balik sedari ketika itu

Katanya,
Ia merasa bahagia dengan cintanya
Katanya pula ia tak pernah merasa bahagia pada hati yang disisinya
yang selama ini bersama

Mengapa?
Apakah ia lelah meniti biduk, hingga sampai labuhan?
Asmaramu menyala, masih tak padam,
bersabarlah, kayuh menuju hilir,..

Maybe
Pesonanya sudah mulai menggelayut
hingga rasanya menjadi racau
kadang terkadang, mungkin apabila mungkin
begitu tersimpan rapi dalam arsip pesan yang memukau

May
May yang menjadi awal keterpekuran rasa
saat ia datang menguji cinta
menguji kecemburuan yang bergelagat
kadang rela, dan sering membahanakan bahwa ia milikku

May at the day
Diriku, dirimu,...
Kita,..
Bukan ada dirinya,..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun