Mohon tunggu...
Defit Setya
Defit Setya Mohon Tunggu... Freelancer - Student, Free Mom

Seorang musafir dari Desa menimba Ilmu ke Kota menjadi seorang Mahasiswa (ITS). Seperti padi, semakin ia berisi maka semakin ia merundukkan diri, pertanda kerendahan hati.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Barang Barang Mahal, Oh #BBM

21 November 2014   19:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:12 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pukul 12.00 dini hari,
palu diketuk meninggalkan keputusan "sejuta arti"
dalam diam, namun sudah berada dalam kekisruhan
memang satu keputusan yang tak tertahan

Ketika pagi menyingsing
jalanan dan pasar mulai lengang, juga menyimpan cerita
memanglah kabar ini tiada asing, namun sangatlah bising
tapi setidaknya tak jadi putusan yang penuh sengketa

Tengoklah di jalanan sana!
Tiba-tiba sang pengendara motor butut itu berubah,
bukan berubah arah, namun ia berganti dengan mengayuh sepeda kumbangnya
kenapa, katanya bensin naik melawan air bah

Ibarat ombak berpasang dikala arus laut surut
menghantam pingiran karang yang begitu memaksa
apalah kita sebagai rakyat kecil yang walau berteriak, namun harus terpaksa manut
menurut atas titah penguasa, tapi penguasa yang mana??

Wahai presiden kami yang baru
sedang ada apakah diatas sana, mengapa kami yang harus menerima akibatnya?
adakah keadilan dan kebijaksanaan di hati engkau?
sehingga kami merasa aman atas pengayoman wakil kami yang begitu hebatnya

Surabaya, 21 November 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun