Mendaki gunung merupakan aktivitas jasmani yang membutuhkan kekuatan fisik dan kebugaran jasmani. Saat ini mendaki gunung bukan hanya sebagai hobi seseorang petualang, melainkan telah menjadi aktivitas rekreasi. Keindahan puncak gunung menjadi salah satu alasan masyarakat berbondong-bondong melakukan aktivitas pendakian, selain itu keindahan gunung juga menjadi alasan seseorang untuk meningkatkan eksistensi di media sosial atau di dunia maya.
Terlepas dari banyaknya alasan seseorang untuk mendaki gunung, kita tidak boleh melupakan bahwa mendaki gunung merupakan aktivitas yang berat. Selain membutuhkan fisik dan mental yang kuat, mendaki gunung merupakan aktivitas alam yang berbahaya, mulai dari ancaman binatang buas, cidera, cuaca buruk, salah jalur/tersesat, dan hipotermia.
Beberapa bulan terakhir kita dikejutkan dengan berita pendaki yang hilang dan meninggal di atas gunung. Kasus-kasus ini seharusnya menjadi perhatian kita bersama. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang hilang atau meninggal di atas gunung. Salah satunya adalah kurangnya persiapan dan pengetahuan tentang pendakian gunung.
Dari beberapa kasus tentang hal berbahaya yang perlu kita waspadai saat mendaki gunung, saya akan membahas mengenai hipotermia. Pengetahuan mengenai hipotermia itu sangat penting. Sebelum kita bahas mengenai apa itu hipotermia, mari kita melihat dan mengingat beberapa kasus pendaki yang terkena hipotermia terlebih dahulu.
Pada tahun 2018, ada tiga pendaki perempuan yang terkena hipotermia di gunung Bawakaraeng, Gowa, Sulawesi Selatan. Beruntung ketiganya dapat diselamatkan oleh pendaki lainya. Awal tahun 2019 terdapat beberapa kasus pendaki yang terkena hipotermia.Â
Pada tanggal 1 Januari seorang mahasiswi UPN terkena hipotermia di gunung Slamet, masih di tanggal yang sama seorang pendaki asal Makasar juga terkena hipotermia di gunung Semeru dan kasus yang terbaru adalah pada hari Minggu 3 Maret kita dikejutkan dengan kasus 3 orang pendaki yang meninggal di Gunung Tampomas, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.Â
Pendaki yang berusia remaja antara 13-15 tahun itu diduga meninggal karena hipotermia. Dari kasus di atas dan masih banyak kasus hipotermia lainya, apalagi kasus tiga remaja yang diduga meninggal karena hipotermia ini dapat menjadi perhatian kita bersama, bahwa hipotermia merupakan kasus yang berbahaya. Untuk mengantisipasi terkena hipotermia saat mendaki gunung, kita harus memahami cara mencegah dan mengatasinya.
Apa itu Hipotermia?
Hipotermi atau hypothermia adalah kondisi tubuh yang tidak normal atau suatu keadaan dimana  kondisi  tubuh mengalami penuruan atau kehilangan suhu panas sehingga menyebabkan temperatur tubuh menurun drastis, suhu tubuh seseorang yang mengalami hipotermi adalah dibawah 35C.  Hipotermi terjadi karena suhu tubuh kesulitan untuk mengatasi suhu dingin disekitarnya, kasus hipotermi ini sangat berbahaya, jika tidak segera ditangani maka akan menyebabkan kematian.
Faktor Penyebab Hipotermia
Hipotermia yang dialami seseorang yang sedang mendaki gunung disebabkan beberapa faktor, diantaranya: faktor cuaca; angin kencang, hujan, badai dan beberapa faktor lainya seperti  kurangnya paparan sinar matahari, kondisi fisik pendaki yang lemah, suhu lingkungan  yang lebih rendah, kelembapan, kurang lengkanya peralatan pendakian, pakaian yang basah dan minimnya pengetahuan pendaki mengenai hipotermia serta cara mengatasinya.