Lantas, jika semua orang bisa menjadi YouTuber, apakah YouTube masih layak diberi label "lebih dari tv"?
Bagi saya, fenomena ini selalu menarik untuk dibahas. Salah satu alasan sebagian orang beralih dari menonton tv menjadi ke YouTube adalah, untuk menghindari selipan iklan di setiap acara yang ditayangkan. Belum lagi harus menunggu sekira 5-10 menit sampai acara dimulai kembali.
Lama-kelamaan, rasanya bosan sekaligus jenuh aja gitu. Setelah beralih ke YouTube, nyatanya sama aja. Iklan/adsense bisa diselipkan di mana saja. Pada akhirnya, iklan memang sulit dipisahkan dari suatu acara juga konten yang diunggah di YouTube.
Kendati demikian, hal tersebut tidak bisa dikambinghitamkan. Sebab, suka atau tidak, keuntungan dari iklan menjadi sumber pendapatan utama di kedua media tersebut. Bagaimana pun cara dan improvisasi yang dilakukan.
Selanjutnya, secara perlahan, para artis tv yang beralih ke YouTube.
Nggak ada masalah jika artis memiliki akun YouTube. Hawong itu haknya mereka, kok. Kenapa juga kita harus melarang dan ngedumel sendiri saat mengetahui mereka---para artis---aktif membuat konten di YouTube?
Malah, sebagian orang menganggap bahwa, para artis yang ikut menggarap konten untuk diunggah di YouTube, merupakan angin segar. Agar ada pembeda, katanya.
Meski sulit dimungkiri bahwa, tidak semua kontennya fresh. Beberapa di antaranya kurang lebih sama seperti yang pernah ditayangkan di tv. Konten prank, pura-pura menjadi gembel, menjual kesedihan, dan sebangsanya. Di sisi yang lain, konten ini terbilang laris di pasaran---selalu ada penikmatnya.
Jadi, pada saat nonton YouTube dengan konten serupa, terasa seperti sedang nonton tv aja gitu. Hanya pindah platform saja.
Pada akhirnya, program yang biasa kita lihat di tv tetap berkesinambungan dengan konten di YouTube. Malah, sudah banyak orang yang mengawali karir atau beken di YouTube, ujung-ujungnya juga nongol dan/atau diundang di beberapa acara tv.
Bagi saya, hal tersebut sah-sah saja bagi siapa pun yang ingin meniti karir. Selama tidak merugikan orang lain. Juga menyalahi aturan, semua berhak menggapai harapannya masing-masing.