Saya nggak menyangka bahwa, bekerja selama hampir empat tahun sebagai recruiter, membuat saya bertemu dengan banyak hal yang menarik. Sangat menarik.
Utamanya yang masih berkaitan dengan proses wawancara kerja, juga segala hal tentang interaksi dengan banyak pelamar kerja.
Ada banyak kisah yang sudah saya alami. Dari yang menyenangkan, sampai yang bikin mangkel. Betul-betul membikin saya kesal setengah mampus.
Kisah pertama, ketika ada seorang kandidat yang sudah saya wawancara, mengirim pesan via WhatsApp dan berkata,
"Mas, plis masukin saya kerja. Nanti saya kasih fee satu juga saat gajian. Saya pengen banget kerja."
Ada tiga hal yang mengganggu pikiran saya ketika membaca pesan tersebut.
Pertama, tentu saja cara ini tidak bisa dibenarkan sama sekali. Mau bagaimana pun cara sekaligus apa pun alasannya, praktik sogok-menyogok ini sangat mencederai nurani.
Kedua, dalam sudut pandang saya sebagai recruiter, tentu pesan tersebut terkesan menyepelekan integritas seseorang---dalam hal ini, diri saya sendiri. Sangat, sangat tidak disarankan bagi siapa pun, khususnya para pelamar kerja.
Ketiga, nyali kandidat tersebut besar juga, sih. Lantaran, secara frontal, gamblang, dan ugal-ugalan, mengirim pesan langsung kepada seorang recruiter untuk menyogok. Luar biasa, luar biasa.
Pada akhirnya, pesan tersebut tidak saya respon sama sekali. Sebab, saya tidak ingin menghabiskan waktu dan membuang-buang energi untuk satu kandidat yang, dari awal saja integritasnya patut dipertanyakan.
Sederhananya, dari awal saja sudah punya niatan menyogok HRD/recruiter. Lalu, apa jadinya jika saya menerima kandidat tersebut sebagai salah satu karyawan di kantor?