Dengan isi dan cara penyajian identik. Gula merah yang "pecah" saat digigit, disajikan dengan taburan kelapa. Harganya pun kurang lebih sama, sekitar Rp1.000/pcs.
Kue putu bambu sempat menemani waktu senggang saya pada sore menjelang malam. Maklum, pedagang putu bambu memang sering berjualan pada waktu tersebut. Dari menjelang maghrib hingga dini hari. Tanda kedatangan putu bambu juga terbilang khas sekaligus dikenal khalayak.
Pada box alumunium yang dipanggul biasanya ada cerobong asap kecil dari pipa, yang kemudian mengeluarkan bunyi, "Tuuuuuut..." dan perlu digarisbawahi, sependek ingatan saya, tidak ada tukang jualan lain yang memiliki tanda serupa pada gerobak dorong atau gerobak panggulnya.
Hal itu yang menjadikan kue putu bambu memiliki ciri khas yang diciptakan oleh para penjualnya.
Kue putu bambu menjadi salah satu camilan tradisional atau jajanan pasar yang kini mulai jarang terlihat peredarannya di pasaran.
Kurang lebih alasannya sama dengan jajanan pasar lain yang kini sulit didapat. Sepi peminat, dianggap jadul dan kurang menarik, serta kalah saing dari sisi pemasaran. Saya pernah memastikan hal tersebut kepada salah seorang penjual putu bambu ketika saya sedang membeli.
"Sekarang yang jual putu bambu di sekitar sini udah sepi, Mas. Saya juga cuma jualan sama beberapa temen aja di sini. Kelilingnya nggak tentu ke mana. Soalnya sekarang udah jarang juga yang beli putu bambu."
Padahal, sekitar 15 tahun yang lalu, penjual putu bambu masih sering lewat di beberapa perumahan atau menyusuri jalanan di pedesaan saban hari, khususnya di tempat saya tinggal.
Sekarang, penjual putu bambu sudah jarang saya lihat. Lewat di depan rumah sebulan sekali saja belum tentu. Rasanya, saya mulai rindu mendengar suara khas yang ditimbulkan dari tabung pipa gerobak panggul putu bambu sekaligus memakan salah satu camilan tradisional tersebut.
Meski sudah semakin sulit didapat dan semakin minim peredarannya, saya memiliki harapan, semoga kue putu bambu bisa bertahan diantara banyaknya camilan modern yang bermunculan. Termasuk juga para penjualnya. Panjang umur, kue putu bambu beserta camilan tradisional lainnya!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI