Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

New Normal di KRL, Apa yang Akan Terjadi Saat Penumpang Diimbau untuk Tidak Berbicara di Dalam KRL?

2 Juni 2020   09:00 Diperbarui: 2 Juni 2020   09:05 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kami sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mendengarkan musik, bermain game, chattingan, baca buku, atau tidur sambil berdiri. Jika memang sedang padat, kami biasa tidak menerima telepon yang masuk, kok. 

Alasannya sederhana, selain ribet karena berdesakan, jika ditanya oleh penelepon kenapa nggak direspon, kami sudah punya jawaban template, "Maaf tadi lagi di kereta, penuh banget di gerbong" atau "Maaf, hapenya di-silent".

Jadi, himbauan untuk tidak berbicara seharusnya tidak sulit bagi para pengguna KRL.

Yang masih agak sulit diwujudkan, saya pikir, soal bagaimana menjaga jarak di dalam gerbong KRL, Pak, Bu. Alih-alih himbauan menahan diri untuk tidak berbicara selama di KRL, ada baiknya juga memikirkan hal ini. 

Sebab, jika orang sudah cuek dan bodo amat dengan pandemi ini, tiap gerbong KRL akan kembali penuh sesak. Sama sekali tidak ada ruang dan celah untuk menjaga jarak. Ini pun sama rentannya, bukan?

Di sisi lain, saya pun masih ingat dan melihat secara langsung beberapa tindakan dari pihak commuter line untuk mengimplementasikan protokol kesehatan yang berlaku, seperti pengecekan suhu tubuh, penumpang yang diarahkan dan diurai ke tiap kereta yang masih kosong, juga bangku yang diberi tanda "X" agar penumpang satu dengan lainnya secara sadar bisa menjaga jarak.

Hal tersebut juga harus diimbangi oleh kelakuan warga +62, sih. Perlu kesadaran dari diri masing-masing gitu. Sebab, di waktu yang bersamaan, ketika beberapa waktu yang lewat naik KRL, saya juga melihat bagaimana para penumpang yang ngeyel dan ogah mengikuti protokol dari pihak commuter line.

"Halah, ngapain sih dicek suhu tubuh segala. Bikin lama aja. Ribet!" kata sebagian calon penumpang KRL yang nggak sabar saat mengantre pengecekan suhu tubuh.

Pada dasarnya, nggak perlu kaget atau heboh lah soal himbauan kelaziman baru di KRL. Toh, biasanya juga kita memang jarang ngobrol satu sama lain saat naik KRL. Kebanyakan dari kita juga lebih suka fokus ke hape masing-masing selama di perjalanan. Bener, kan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun