Olahraga yang pertama kali saya sukai dan dimainkan mulai sejak anak-anak adalah sepak bola. Tentunya, selain hanya berlarian ke sana-ke mari bersama dengan teman sebaya lain.
Selain menjadi salah satu olahraga populer di dunia, sepak bola bisa dimainkan di mana saja meski tanpa menggunakan sepatu dan tidak ada tiang gawang.
Pada masanya, dari SD sampai SMA, saya bersama dengan teman-teman yang lain dan menjadikan sendal untuk batas lebar gawang.
Soal tiang atas, tentu tidak ada, karena tinggi gawang tergantung seberapa tinggi badan kiper yang sedang menjaga gawang.
Selain itu, peraturan dasar pada sepak bola pun terbilang mudah dimengerti, soal skill yang dimiliki, tidak perlu sampai seperti Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi, terpenting adalah kebersamaan saat bermain sepak bola.
Seiring berjalannya waktu, ada beberapa olahraga yang kemudian saya sukai, meski tidak mahir dalam bermain sama sekali.
Salah satunya adalah basket. Ada perasaan sedikit menyesal karena saya tidak menjadi penonton pertandingan basket sejak dulu. Betapa tidak, setelah saya lihat beberapa kali, di luar dari kepentingan bisnis yang terbilang besar, basket sangat menghibur penontonnya dengan segala atraksi dari para atletnya.
Three point, lay up, slam dunk, menjadi tontonan menarik, meski hanya dilihat dari layar kaca.
Walau pada akhirnya saya tidak bisa meniru apa yang para atlet basket lakukan, paling tidak bisa menikmati aksi yang mereka tunjukkan pada setiap pertandingan.
Hal tersebut bisa dikatakan awal mula bagaimana saya menjadi penikmat beberapa pertandingan olahraga, tidak terbatas hanya pada sepak bola, tapi juga beberapa cabang olahraga lain, seperti bola voli, rugby, tenis, hockey, dan masih banyak lagi meski saya belum memahami bagaimana cara juga aturan bermainnya.
Ada kenikmatan tersendiri ketika melihat beberapa atlet berlomba secara sportif sekaligus memiliki keinginan yang besar untuk menang, sama-sama tidak mau mengalah.