Belajar dari pengalaman tersebut, Ibu membuat daftar belanja yang berfungsi agar pengeluaran tepat sasaran. Selain itu, daftar belanja juga berfungsi untuk mengantisipasi lupa.
Kebiasaan Ibu tersebut juga saya lakukan hingga kini menjadi kepala rumah tangga, khususnya saat belanja kebutuhan mingguan atau bulanan. Fungsinya masih tetap sama, agar saya fokus pada pengeluaran dan kebutuhan apa saja yang harus dibeli.
Jika tidak melakukan hal demikian, terkadang saya membeli sesuatu secara sembarang tanpa memikirkan alokasi dana yang ada dan tersisa. Masalah lain yang biasa saya temui adalah lupa tidak membeli sesuatu yang terkadang menjadi kebutuhan utama di rumah.
Lupa itu memang manusiawi, tapi tetap terasa menyebalkan. Apalagi seharusnya bisa diantisipasi sedari awal. Dalam hal ini (ketika belanja) bisa membuat rincian atau daftar lebih dulu sebelum berbelanja.
Soal pencatatan daftar belanja, jika dulu dilakukan secara tradisional dengan menulis pada secarik kertas, saat ini bisa juga mencatatnya di notes pada fitur yang tersedia pada handphone. Tinggal ketik, jadilah sebuah catatan kecil sebelum belanja dan bisa betul-betul dilihat juga dikroscek terkait apa saja yang sudah dibeli atau belum didapat.
Dengan begitu, kini saya dapat berbelanja dengan tenang karena tidak perlu khawatir ada sesuatu yang belum dibeli, lupa, atau bahkan membeli sesuatu diluar kebutuhan yang tersedia. Semuanya tepat sasaran dan sesuai anggaran yang sudah disediakan. Kecuali, jika sedang ada promo atau cashback, sih.