Pertengahan bulan tahun lalu, terhitung dari bulan Juli lalu atau sekitar setelah lebaran, rasanya tugas dan tanggung jawab di kantor tidak kunjung selesai.
Pekerjaan menumpuk, begitu satu tugas selesai, tugas yang lain menanti untuk segera dituntaskan. Memang, sampai kapan pun pekerjaan di kantor itu akan selalu ada. Sempat terpikir, mungkin saya yang terlalu manja sebagai pekerja.
Bukan tanpa alasan, selama kurang lebih total lima tahun bekerja secara profesional (di suatu perusahaan) sampai dengan saat ini, pada tiga bulan terakhir saya merasakan rasa lelah yang berlebihan, baik secara fisik maupun pemikiran.
Hal ini terasa kurang baik bagi saya, karena saya sendiri merasa menjadi kurang produktif dan kehilangan percaya diri untuk berkomunikasi dengan banyak rekan. Segala sesuatunya menjadi terasa kurang efisien.
Pada dasarnya, saya menyukai apa yang selama ini dikerjakan di kantor. Bahkan tidak ada masalah sama sekali dengan hal tersebut. Namun, entah kenapa gairah atau semangat dalam bekerja tiba-tiba berkurang, diiringi rasa letih, kurangnya percaya diri, dan kurang produktif, lebih parahnya lagi saya merasa hampa. Kemudian saya berpikir, ternyata passion yang ada pada diri belum cukup untuk mengembalikan semangat bekerja.
Agar permasalahan lebih mudah dideteksi juga diatasi, biasanya saya mencari tahu dari mana asal juga sumbernya. Yang jelas, saya tidak ada masalah dengan rekan kerja, komunikasi pun berjalan dengan baik.
Dalam hal pekerjaan pun kami terbiasa saling membantu. Semuanya seakan normal dan tidak ada masalah sama sekali. Walau dibalik itu saya sadar, produktivitas seakan perlahan menurun.
Dan selama tiga bulan terakhir, hanya rasa malas bercampur lelah yang saya rasakan pada saat pergi ke kantor. Namun, saya mencoba tetap tenang dan tidak mengambil keputusan atas dasar emosi sesaat dengan berhenti dan mencari pekerjaan lain.
Resign dan menemukan pekerjaan baru dengan segala fasilitas juga benefit yang didapat mungkin akan menyenangkan, tapi bagi saya, tentu tidak sedang dalam kondisi gejala sindrom burnout.
Masih ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan, dengan me time, misalnya. Melakukan pelbagai hal yang disukai, berkutat kembali dengan hobi, membuka obrolan dengan banyak teman, atau mengambil jatah cuti dan liburan sesuka hati.