Mohon tunggu...
Seto Wicaksono
Seto Wicaksono Mohon Tunggu... Human Resources - Recruiter

Menulis, katarsis. | Bisa disapa melalui akun Twitter dan Instagram @setowicaksono.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sulitnya PDKT dengan Wanita pada Masa Pemilu

26 April 2019   17:37 Diperbarui: 26 April 2019   17:40 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Dokumentasi pribadi)

Maka dari itu, agar aman dan ga jadi bahan julid tetangga, Nizar selalu mengaku dia golput. Meski setelah mengaku golput, tetap saja dicurigai.

Yang kedua engga kalah bikin risih. Mungkin ini teramat risih. Gimana engga, sewaktu dekat dengan seorang wanita, alih-alih ditanya soal hobi, makanan atau film favorit, Nizar justru ditanya soal dukungan politiknya. Ya, pilih Jokowi atau Prabowo. Bikin serba salah.

Mungkin wanita ini belum tau gimana rasanya ditelfon oleh seseorang yang mencoba menipu.

Rasa-rasanya sebelum apa-apa dikaitkan dengan pilihan politik, yang membuat pria pusing bukan kepalang ketika mendekati seorang wanita adalah bagaimana ia harus membuka obrolan. Ini akan jadi salah satu penentu, sang pujaan tertarik atau tidak.

Setelah itu, yang harus dipersiapkan oleh pria adalah jawaban ketika  gebetan bilang "terserah" sewaktu ditanya mau makan di mana. Kalau si pria ga bisa kasih pilihan, baiknya selama PDKT ga perlu disediakan alokasi untuk makan.

Lalu, ketika ngapel ke rumahnya, ketemu orang tua. Dulu, kita dibingungkan dengan pilihan, apakah orang tuanya suka martabak cokelat kacang? Atau lebih suka cokelat keju? Atau suka kacang keju susu? Cokelatnya nutella atau ovomaltine? Cokelat putih atau yg gelap (dark chocolate)? Duh, itu aja udah bikin pusing.

Apakah gebetan dan orang tua pada masa kini lebih suka bertanya soal pilihan politik ketimbang dibawakan martabak?

Sebab, jawaban dari kami yang sedang PDKT dan mencoba "ambil hati" akan serba salah. Kalau dukungan politiknya sama, mungkin diapresiasi, akan ada obrolan seru. Ga enaknya ya malah jadi ghibah atau jelek-jelekin calon presiden lain.

Kalau beda pilihan? Jelas kemungkinan besar PDKT akan gagal total. Mungkin akan berhasil, tapi dengan syarat pilihan politik harus sama. Belum lagi akan dipertanyakan kenapa pilih capres tersebut.

Akhirnya dengan sembarang Nizar jawab, dia golput. Harapannya agar masalah bisa cepat selesai dan momen PDKT bisa berlanjut. Ternyata salah. Jawaban golput justru dipermasalahkan, gebetan justru kirim potongan video yang cenderung ke salah satu capres.

Spontan saya bertanya sama Nizar, "ini yang dirimu deketin jangan-jangan tim pemenangan salah satu capres?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun