Mohon tunggu...
Setoprayogi SP
Setoprayogi SP Mohon Tunggu... - -

suka pada budaya dan tradisi Nusantara... hobi membuat konsep acara...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

#JampiGugat, Ketika Jamu, Kebaya dan Wanita Indonesia bersama dalam Tari

20 September 2013   02:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:39 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diambil dari kata "jampi" (jawa) yang berarti : jamu / obat. Sekar mencoba mengingatkan kegelisahannya tentang keberadaan penjual (mbok) jamu yang kian hari pada jaman kini semakin menghilang. Jamu adalah minuman khas Jawa (indonesia) yang terbuat dari rempah2 asli indonesia, yang justru pada perkembangannya kini semakin ditinggalkan, tergeser oleh perkembangan minuman-minuman modern yg lebih praktis dan siap saji. Sekar dalam karya "Jampi Gugat" mencoba mengingatkan sekaligus menggugat orang2 jaman ini untuk kembali memperhatikan salah satu minuman warisan nenek moyang ini.

Acara akan dimulai hari Sabtu, 21 September 2013 pukul 19.00 WIB sebanyak 100 penari, lengkap dengan pakaian kebaya dan jaritnya, bakal tampil menari di kawasan Tugu Yogya.  Selama lima menit kendaraan dari segala arah yang menuju Tugu ditutup total untuk perhelatan tari yang menjadi bagian dari acara Jogja International Perfomans Street (JIPS) ini. Tarian massal yang melibat penari-penari muda ini berjudul ‘Jampi Gugat’.

Menurut Kinanti Sekar Rahina, koreografer garapan ini, tarian ‘Jampi Gugat’ ini lahir dari kegelisahanya melihat nasib jamu yang saat ini kian terpinggirkan nasibnya. Jamu sebagai minuman khas Jawa (indonesia) yang terbuat dari rempah-rempah asli indonesia, yang justru pada perkembangannya kini semakin ditinggalkan, tergeser oleh perkembangan minuman-minuman modern yg lebih praktis dan siap saji.

“Jamu disini saya anggap sebagai aikon lokalitas yang keberadaannya hendak tergilas derasnya globalisasi. Semangat untuk mempertahankan lokalitas ini yang ingin saya hadirkan dalam karya saya ini, karya ini 100 penari mengenakan kebaya dan lengkap dengan jarik. Saya ingin menunjukkan bahwa generasi muda harus peduli dan bangga akan budaya kita sendiri“ menurut Kinanti Sekar Rahina.

Dalam garapan ini, Kinanti Sekar Rahina, sengaja melibat 100 penari muda. Anak muda menjadi tumpuan masa depan bangsa, maka harus sejak dini dikenalkan kepada khasanah kekayaan budaya local. Tidak bias kita salahkan kepada generasi muda jika sekarang mereka lebih gandrung dengan budaya manca, karena memang selama ini upaya untuk mengenalkan budaya lokal kepada mereka jarang dilakukan.

Sekar dalam garapan ini juga melibat Ari Wulu, komponis muda Yogya, untuk mengaransemen iringan tari. Acara ini terbuka untuk umum dan gratis, tanpa dipunggut biaya. “Harapan saya melalui karya ini bisa menginspirasi temen-temen seusia saya untuk peduli dan bangga dengan kebudaya local. Jangan kita asyik memuja kebudayaan luar dan melupakan kebudayaan asli kita sendiri,” ujar Sekar.

Acara Jampi Gugat ini dapat teman-teman ikuti di linimasa twitter dengan hastag #JampiGugat . Selamat berkesenian dan tetap jaga spirit budaya Indonesia...!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun