Mohon tunggu...
Setiyo Prajoko
Setiyo Prajoko Mohon Tunggu... profesional -

Guru Biologi di SMP-SMA Sragen Bilingual Boarding School (SBBS). Seorang Pemikir atas fenomena yang terjadi di sekitar. gemar meneliti dan mencoba untuk gemar menulis. kunjungi juga http://setiyoprajoko.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Gila, Rumput Diolah Menjadi Bahan Bakar?

22 November 2010   15:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:23 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mobil dengan bahan bakar etanol

[caption id="attachment_76347" align="alignright" width="250" caption="Rumput merupakan Sumber Selulosa Yang Melimpah"][/caption] Ya, anda tidak salah membaca judul di atas. Membuat Bahan Bakar dari Rumput merupakan asa saya ketika masih menjadi mahasiswa. Jika anda memandang biasa saja terhadap rumput, bagi saya rumput merupakan ptensi untuk dijadikan sumber energi. Rasa takjubku pada ilmu yang saya pelajari pada waktu kuliah membuat sebuah ide gila yang entah kapan bisa saya wujudkan itu. Bioteknologi DNA Rekombinan merupakan bioteknologi mutakhir yang dapat merekayasa genetis suatu organisme sehingga memiliki sifat yang kita inginkan. Umat manusia kini sudah dapat membuat insulin yang dihasilkan dari bakteri yang dikultur di laboratorium tanpa harus mengekstraksi dari pankreas sapi lagi. Ada juga kapas Bt yang dapat membunuh hamanya sendiri dan lain sebagainya. Nah, isu paling populer pada abad ini adalah tentang kelangkaan sumber alam tidak terbarukan, Bahan Bakar Fosil. Energi menjadi isu hangat global sejak awal tahun 1970-an ketika harga BBM secara tiba-tiba melonjak tajam hingga menyentak perhatian dunia. Pada tahun 2004 harga minyak dunia sudah mencapai USD 70 perbarelnya. Puncaknya pada tahun 2008 harganya pun mencapai USD 142 per barelnya (Kompas 2008). Dengan adanya krisis global yang melanda negara-negara di dunia mengakibatkan jatuhnya harga minyak menjadi USD 48 per barelnya pada akhir tahun 2008 (Kompas 2008). Pada prinsipnya bahan bakar fosil merupakan bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui dan memiliki jumlah yang terbatas. Konsumsi bahan bakar fosil lambat laun akan mengakibatkan habisnya cadangan minyak tanah dunia (krisis energi). Hal ini menempatkan energi alternatif untuk menjadi solusi terhadap masalah tersebut. [caption id="attachment_76352" align="aligncenter" width="300" caption="Produksi minyak mentah dunia yang cenderung meningkat mengikuti jumlah kebutuhan (sumber:theoildrum.com)"]

12904376331377989889
12904376331377989889
[/caption] Di alam ini terdapat keanekaragaman hayati (Biodiversitas) yang melimpah. Rumput adalah salah satu keanekaragaman hayati yang melimpah ruah diberbagai negara. Rumput memiliki kandungan selulosa yang sangat tinggi. Pada saat ini hewan pemakan rumput yang dapat menguraikan selulosa karena memiliki enzim selulase. Disamping itu terdapat jenis kapang (sejenis jamur multi seluler) yang memiliki aktivitas sejenis yaitu menguraikan selulosa menjadi glukosa karena memiliki enzim selulase. Selain itu terdapat sel khamir (sejenis jamur uniseluler) yang memiliki aktifitas fermentasi, menguraikan pati menjadi etanol. Etanol inilah yang digunakan untuk bahan bakar. [caption id="attachment_76349" align="aligncenter" width="300" caption="Trichoderma riseei mempunyai aktivitas enzim selulase (sumber:wikimedia.com)"]
1290436599948352981
1290436599948352981
[/caption] [caption id="attachment_76350" align="aligncenter" width="300" caption="Khamir (Saccharomyces cerevisiae) orang sering menyebutnya ragi tape"]
12904367431104221423
12904367431104221423
[/caption] Perkembangan bioteknologi khususnya pada bidang biologi molekuler telah mampu untuk merekayasa sifat suatu organisme yang dikontrol oleh gen. gen tersebut dapat direkayasa sehingga menghasilkan sifat yang kita inginkan. Bioteknologi ini disebut dengan DNA rekombinan. Dari latar belakang diatas, penulis mendapatkan gagasan untuk merekayasa khamir yang memiliki aktivitas glukoselulase (menguraikan selulosa menjadi glukosa) sekaligus sebagai fermenter glukosa tersebut menjadi etanol. Dalam hal ini sumber terbanyak selulosa yang belum termanfaatkan berasal dari rumput. Sehingga muncul sebuah energi alternatif baru yang berbahan dasar rumput/Bahan Bakar Rumput (BBR). Pertanyaannya, bagaimana prosedur teknologi DNA rekombinan pada pembuatan ragi rekombinan sehingga memiliki aktifitas glukoselulase? Bagaimana potensi rumput sebagai bahan dasar pembuatan etanol (Bahan Bakar Rumput)? Etanol dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil, baik sendiri (E100) dalam mesin khusus atau sebagai tambahan bensin untuk mesin bensin. Etanol dapat dicampur dengan bensin dalam kuantitas yang bervariasi untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak bumi, dan juga untuk mengurangi polusi udara. Bahan bakar tersebut dikenal di Amerika Serikat sebagai gasohol dan di Brasil sebagai bensin tipe C. Dua campuran umum di AS adalah E10 dan E85 yang mengandung 10% dan 85% etanol. Sedangkan campuran yang umum di Brasil adalah bensin tipe C dan jenis oktan tinggi, yang mengandung 20-25% etanol. [caption id="" align="aligncenter" width="466" caption="Mobil dengan bahan bakar etanol"]
Mobil dengan bahan bakar etanol
Mobil dengan bahan bakar etanol
[/caption] Khamir atau Yeast adalah jenis jamur (Fungi) uniselular yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel bahan bakar. Teknologi DNA rekombinan telah mungkinkan bagi kita untuk mengisolasi DNA dari berbagai organisme, menggabungkan DNA yang berasal dari organisme termasuk khamir yang berbeda sehingga terbentuk DNA rekombinan, memasukkan DNA rekombinan ke dalam sel organisme prokariot maupun eukariot hingga DNA rekombinan dapat berepilkasi dan bahkan dapat diekspresikan. Bioteknologi DNA Rekombinan menawarkan prospek yang menarik untuk menciptakan khamir rekombinan yang mampu memecah selulosa menjadi gula sederhana. Dengan teknologi ini kita dapat merekayasa gen dari sel khamir untuk disisipi gen yang mengkode enzim selulase pada Trichoderma reesei. Untuk mentransfer gen selulase ke sel khamir dibutuhkan kendaraan yang disebut sebagai vektor. Selain itu dibutuhkan berbagai macam enzim untuk melakukan proses DNA Rekombinan. [caption id="" align="aligncenter" width="320" caption="Ide konsep pembuatan etanol dari bahan dasar rumput"]
Ide konsep pembuatan etanol dari bahan dasar rumput
Ide konsep pembuatan etanol dari bahan dasar rumput
[/caption] Sayangnya, selain belum berkesempatan untuk melakukan penelitian tersebut, biaya yang dibutuhkan juga sangat mahal. Ide akan selamanya menjadi ide jika tidak ada aksi. Semoga suatu saat nanti saya bisa menjadi ilmuwan Indonesia yang pertama menciptakan bahan bakar dari rumput ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun